Sekretaris Daerah Mawardi Roska Membuka Kegiatan Diseminasi Informasi dengan tema “Menuju Sumatera Barat Zero Stunting” Di hotel Triza Painan. Rabu (15/06).
Kegiatan dilaksanakan oleh Diskominfotik Sumatera Barat bersama Diskominfo Pessel.
Sekda Mawardi Roska menjelaskan pengertian stunting dan anak yang tergolong stunting. Ia menyebutkan pencegahan stunting memerlukan intervensi gizi yang terpadu, mencakup intervensi gizi spesifik dan gizi sensitif.
“Stunting adalah kondisi gagal tumbuh akibat kekurangan gizi kronis dan stimulasi psikososial serta paparan infeksi berulang terutama dalam 1.000 Hari Pertama Kehidupan, yaitu dari janin hingga anak berusia dua tahun. Anak tergolong stunting apabila panjang atau tinggi badannya berada di bawah minus dua standar deviasi (-2SD) anak seusianya”, jelas Sekda
Ia melanjutkan, Prevelensi stunting Sumbar lanjutnya, mengalami penurunan menjadi 23.3%, lebih tinggi dibandingkan angka nasional 24.4%. Sementara Prevalensi Stunting di Kabupaten Pesisir Selatan Menurut Survey Status Gizi Indonesia (SSGI) oleh Kementerian Kesehatan RI Tahun 2021 di angka 25,2% diatas rata-rata Sumbar. Ia berharap, tahun ini angka stunting di Kabupaten Pesisir Selatan semakin berkurang.
Pemerintah mempunyai target untuk menurunkan prevalensi hingga 14% pada tahun 2024. Sumbar Zero Stunting merupakan tugas berat, selain gizi juga menyangkut pola asuh dan gaya hidup calon ibu maupun bayi.
Sebagaimana yang disampaikan Presiden RI Bapak Joko Widodo saat membuka Rapat Koordinasi Nasional Kemitraan Program Bangga Kencana Tahun 2021 di Istana Negara tanggal 28 Januari 2021.
“Target percepatan penurunan kekerdilan pada anak di Indonesia yang ditetapkan sebesar 14 persen pada tahun 2024 mendatang. ada sisa waktu lebih kurang 3 tahun perlu sekali kerja yang ekstra untuk bisa dilakukan percepatan penurunan stunting. Kerjasama yang konvergen sangat penting. Memang mudah diucapkan namun sulit untuk diimplementasikan,” jelas nya. *