Revitalisasi Kota Tua Padang, Upaya Menuju Kota Kreatif Gastronomi

0
1425
Pemerintah Kota (Pemko) Padang mendorong percepatan revitalisasi kawasan Kota Tua sebagai upaya menghidupkan kembali ruang bersejarah menjadi pusat aktivitas budaya, ekonomi kreatif, dan pariwisata unggulan.
Guru Besar Departemen Teknik Arsitektur dan Perencanaan Universitas Gajah Mada, Wiendu Nuryanti menyampaikan bahwa revitalisasi kawasan Kota Tua Padang bertujuan untuk menghidupkannya kembali sebagai pusat aktivitas budaya dan ekonomi yang mampu bersaing dengan kawasan heritage dunia.
Hal ini disampaikannya dalam forum Pentahelix Pengembangan Kawasan Kota Tua dan Padang Menuju Kota Kreatif Gastronomi yang digelar di Rumah Dinas Wali Kota Padang, Kamis (3/7/2025).
Wiendu menekankan pentingnya re-branding Kota Padang guna memperkuat jati diri kota dengan mengangkat potensi lokal sebagai identitas Sumatera Barat dan Indonesia. Ia menyebut, kawasan yang sarat akan nilai sejarah dan budaya ini akan direvitalisasi secara menyeluruh melalui program unggulan Jelajah Padang.
“Kota Tua harus menjadi ruang hidup yang menarik, ramah wisatawan, dan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi lokal, tegasnya.
Lebih lanjut, Wiendu menyampaikan bahwa city branding perlu dilakukan agar citra Kota Padang di mata lokal maupun internasional semakin kuat. Branding yang tepat akan menjadi wadah untuk menampilkan kekayaan sejarah, budaya, alam, serta potensi ekonomi kreatif yang beragam.
Kota Padang saat ini tengah berupaya menjadi bagian dari UNESCO Creative Cities Network (UCCN) Gastronomy City. Menurutnya Kota Padang memiliki beragam keindahan, seperti alam dan budaya.
“Padang memiliki multietnis yang luar biasa, yang dikombinasikan dengan kawasan wisata Kota Tua, jika dikelola dengan baik, maka ini akan sangat menguntungkan bagi Kota Padang, agar pariwisatanya tumbuh,” kata dia.
Senada dengan itu, Guru Besar Universitas Andalas, James Hellyward, mengatakan Kota Tua Padang memiliki potensi besar untuk menunjang pariwisata Sumatera Barat.
“Keunikan arsitektur bangunan bersejarah dan atmosfer budaya yang kuat menjadikan kawasan ini sebagai destinasi yang menarik bagi wisatawan domestik maupun mancanegaran,” ujarnya.
Sementara itu, Dosen Universitas Bung Hatta, Jonny Wongso, menilai kawasan Kota Tua merupakan titik awal perkembangan Kota Padang. Menurutnya, Kota Padang tumbuh sebagai kota pantai yang berkembang melalui industri batu bara, semen, dan pelabuhan, serta didorong oleh transportasi kereta api dan produksi hasil perkebunan.
“Kawasan ini juga menjadi titik pertemuan budaya pesisir dan pedalaman, serta kawasan multi-etnis yang kaya sejarah,” jelasnya.
Menanggapi hak ini, Wali Kota Padang, Fadly Amran, menegaskan komitmen Pemerintah Kota Padang dalam merevitalisasi Kawasan Kota Tua, tidak hanya untuk melestarikan bangunan bersejarah, tetapi juga menjadikannya sebagai kawasan yang hidup, inklusif, dan bermanfaat bagi masyarakat.
“Visi kita adalah menjadikan Kota Tua Padang sebagai destinasi wisata unggulan yang memadukan nilai sejarah, budaya, dan ekonomi kreatif, di mana masyarakat dapat hidup, bekerja, bermain, dan belajar,” ungkap Fadly.
Ia juga menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor melalui pendekatan Pentahelix, menjadi panduan strategis dalam pengembangan Kota Tua dan mewujudkan sebagai gastronomy city.
“Revitalisasi Kota Tua Padang menjadi langkah nyata dalam meningkatkan nilai kawasan baik dari sisi sejarah maupun ekonomi yang pada akhirnya memberi manfaat langsung kepada masyarakat,” tutupnya. (Mizwa)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini