iklan
metropadang.com – Pungutan liar dan aksi premanisme menjadi momok bagi dunia pariwisata di Pesisir Selatan. Bupati Hendrajoni menegaskan bahwa tindakan ini harus diberantas demi menjaga kenyamanan wisatawan dan meningkatkan citra daerah.
“Wisata harus nyaman bagi semua orang. Jangan sampai ada pungli di lokasi wisata kita. Setiap transaksi harus jelas, ada karcis resminya,” ujar Hendrajoni dalam pertemuan dengan para pelaku wisata.
Ia juga mengingatkan bahwa premanisme di area wisata tidak boleh dibiarkan. Keamanan wisatawan menjadi prioritas utama agar Pesisir Selatan semakin dikenal sebagai destinasi yang ramah dan nyaman.
Tidak hanya pungli dan premanisme, Bupati juga menyoroti perlunya transparansi dalam harga makanan di restoran dan rumah makan sekitar lokasi wisata.
“Standar harga harus jelas, tidak boleh ada permainan harga yang merugikan wisatawan. Ini penting agar orang merasa puas dan tidak kapok datang ke sini,” tambahnya.
Sebagai langkah nyata, program 100 hari kepemimpinan Hendrajoni-Risnaldi berfokus pada pembenahan sarana wisata. Gerbang masuk Pesisir Selatan kini lebih tertata dengan lampu-lampu yang kembali menyala.
Di kawasan Pantai Carocok, penataan sedang dilakukan dengan memindahkan tenda-tenda yang selama ini menghalangi area parkir. Para pedagang direlokasi ke kios pujasera yang lebih rapi, sehingga pemandangan laut kini terlihat lebih luas dan indah.
Epaldi Bahar, pengamat kebijakan publik, mengapresiasi langkah cepat ini.
“Penataan ini mendapat respons positif dari masyarakat, terutama di media sosial. Ini menandakan harapan baru bagi pengembangan pariwisata,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa keberhasilan program ini dapat menjadi dorongan bagi pemerintah daerah untuk terus melakukan perbaikan demi kemajuan Pesisir Selatan sebagai destinasi wisata unggulan. (*)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini