Metro Padang – Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel) terus memaksimalkan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi potensi ancaman bencana yang diprediksi akan bisa muncul.
Salah satu upaya yang dilakukan saat ini adalah melalui pemetaan wilayah agar potensi dan dampak bencana yang diprediksi itu bisa diperkecil atau diminimalisir.
Hal itu dikemukakan Sekretaris Kabupaten (Sekkab) Pessel, Mawardi Roska, Selasa (12/4) di Painan.
“Untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat terhadap kebencanaan, kita melalui BPBD memang terus memaksimalkan sosialisasi dan simulasi kesiapsiagaan,” katanya.
Upaya itu dikatakan Mawardi, disejalankan dengan pemetaan wilayah sesuai dengan potensi kebencanaan yang dimiliki.
“Sebab melalui pemetaan itu, kita bisa memperkecil potensinya, serta juga memaksimalkan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi potensi bencana yang akan muncul,” katanya.
Upaya itu dilakukan karena sebagian besar wilayah di Pessel sangat rentan terkena bencana, terutama sekali bencana banjir dan tanah longsor.
“Agar ancaman itu tidak menimbulkan kepanikan di masyarakat, maka BPBD Pessel dengan berbagai pihak terkait diharapkan supaya juga lebih memaksimalkan kegiatan simulasi bencana. Sebab melalui simulasi itu, masyarakat akan memiliki penambahan pengetahuan dalam menghadapi bencana baik sebelum maupun sesudah,” ujarnya,
Dia menjelaskan bahwa dari 15 kecamatan yang ada di daerah itu, semuanya rawan terkena bencana banjir dan tanah longsor.
Hal itu memang berdasarkan pada kondisi alam Pessel yang memiliki banyak aliran sungai dengan kemiringan yang tajam, serta berhulu di sepanjang kawasan Bukit Barisan.
“Sudah sangat kita ketahui bahwa bencana banjir akan terjadi bila intensitas hujan yang cukup deras terjadi lebih dari 6 jam di daerah ini. Bila kondisi itu terjadi, maka kepada masyarakat yang tinggal di zona merah rawan banjir diminta untuk lebih dini melakukan upaya penyelamatan. Terutama sekali terhadap keselamatan jiwa mereka,” pintanya.
Kepala BPBD Pessel, Doni Gusrizal, ketika dihubungi menjelaskan bahwa kecamatan yang selalu menjadi langganan banjir di daerah itu diantaranya, Kecamatan Koto XI Tarusan, Bayang, IV Jurai, Batang Kapas, Sutera, Lengayang, Ranah Pesisir, Linggo Sari Baganti, Air Pura, Pancung Soal, Basa Ampek Balai Tapan, Ranah IV Hulu Tapan, Lunang dan Silaut.
“Walau hanya satu kecamatan yang tergolong aman dari banjir, yakni Kecamatan Bayang Utara. Tapi ancaman bencana tanah longsor di kecamatan itu cukup tinggi. Sebab secara topografi, kecamatan itu berada di daerah ketinggian yang sebagian besar pemukiman warganya di lereng perbukitan,” ungkapnya.
Ditambahkannya bahwa akibat berbagai ancaman itu, sehingga pihaknya terus melakukan pemetaan potensi bencana.
“Pemetaan potensi bencana ini bukan saja terhadap pemukiman warga yang rawan terdampak tsunami, tapi juga pada pemukiman warga yang berada pada zona merah banjir, tanah longsor, dan abrasi,” timpal Doni. (mp)