Metro Padang.com – Apa selama ini Anda tahu mengenai PKK? Sebenarnya kepanjangan PKK itu apa sih? Lalu, apakah Anda sendiri sekarang merupakan salah satu anggota ibu-ibu PKK? Bagaimana awal mulanya? Bila rasa penasaran Anda begitu besar mengenai peran para ibu PKK saat ini, yuk simak dulu perjalanannya! Sebagai permulaan, bila Anda berniat menjadi salah satu ibu PKK, Anda harus tahu bahwa Pembinaan Kesejahteraan Keluarga, disingkat PKK, adalah organisasi kemasyarakatan yang memberdayakan wanita untuk turut berpartisipasi dalam pembangunan Indonesia.
“PKK sendiri terkenal akan “10 program pokok”-nya 10 Program Pokok PKK 10 Program Pokok PKK pada hakekatnya merupakan kebutuhan dasar manusia, yaitu: Penghayatan dan Pengamalan Pancasila. Gotong Royong. Pangan. Sandang. Perumahan dan Tatalaksana Rumah Tangga. Pendidikan dan
Keterampilan. Kesehatan. Pengembangan Kehidupan Berkoperasi. Kelestarian Lingkungan Hidup. Perencanaan Sehat. Menurut Menteri Dalam Negeri, dalam siaran persnya yang berjudul(
sumber dikutip) “PKK Punya Tugas Penting Gerakan Potensi Masyarakat”, juga menyoroti soal peran PKK.
Menurutnya, PKK bisa menjadi pihak di garda depan dalam mengatasi berbagai persoalan yang terjadi di tengah masyarakat. Misalnya, menggerakkan ibu-ibu, bagaimana caranya menekan angka kematian ibu hamil. berkontribusi mengatasi masalah gizi anak, kesehatan anak dan stunting.peningkatan ketahananan pangan dll.
“Kegiatan Para Ibu PKK Hingga saat ini, para ibu-ibu menekankan pada prinsip pemberdayan dan partisipasi masyarakat lewat pemberdayaan keluarga. Kegiatan PKK sangat banyak, makanya besar sekali peran ibu-ibu Pembinaan Kesejahteraan Keluarga ini terhadap masyarakat. Dalam Bidang Pendidikan Penyelnggaraan PAUD, kegiatan keaksaraan, penyuluhan pendidikan. Dalam bidang ekonomi juga ternyata eksis, seperti program usaha pendapatan, pengembanyan koperasi, penyuluhan tentang menabung. Pada Bidang Kesehatan Para ibu-ibu peserta PKK ini turut andil di bidang kesehatan dan KB, pelayanan posyandu, sosialisasi tanaman obat, penyuluhan perilaku hidup bersih, manfaat ber-KB.
Tak hanya itu, Ibu-ibu ini juga berperan dalam bidang ketahanan pangan dan pengelolaan tata laksana rumah tangga, pembentukan kelompok wanita tani, penyuluhan pemanfaatan lahan pekarangan, kampanye makanan sehat, dan masih banyak lagi.
Sejarah Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) sebagai gerakan pembangunan masyarakat bermula dari seminar Home Economic di Bogor pada 1957. Sebagai tindak lanjut dari seminar tersebut, pada 1961 panitia penyusunan tata susunan pelajaran pada Pendidikan Kesejahteraan Keluarga (PKK), Kementerian Pendidikan bersama kementerian-
kementerian lainnya menyusun 10 segi kehidupan keluarga. Gerakan PKK di masyarakat
kan berawal dari kepedulian istri gubernur Jawa Tengah pada 1967 (ibu Isriati Moenadi) setelah melihat keadaan masyarakat yang menderita busung lapar. Upaya untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga melalui 10 segi pokok keluarga dengan membentuk Tim Penggerak PKK di semua tingkatan, yang keanggotaan timnya secara relawan dan terdiri dari tokoh/pemuka masyarakat, para isteri kepala dinas/ isteri kepala daerah sampai dengan tingkat desa /nagari dan kelurahan yang kegiatannya didukung dengan anggaran pendapatan dan belanja daerah.
Pada tanggal 27 Desember 1972 mendagri mengeluarkan surat kawat no. Sus 3/6/12 kepada seluruh gubernur kdh tk. I Jawa Tengah dengan tembusan gubernur kdh seluruh indonesia, agar mengubah nama pendidikan kesejahteraan keluarga menjadi pembinaan kesejahteraan keluarga.
Sejak itu gerakan PKK dilaksanakan di seluruh Indonesia dengan nama Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK), dan tanggal 27 Desember ditetapkan sebagai “hari kesatuan gerak PKK” yang diperingati pada setiap tahun. Dalam era reformasi dan ditetapkannya TAP MPR No. IV/MPR/1999 tentang GBHN 1999-2004, serta pelaksanaan otonomi daerah berdasarkan Undang-undang No.22 tahun 1999 dan Undang-undang No.25 tahun 1999, tetapi PKK pusat tanggap dengan mengadakan penyesuaian-
penyesuaian yang disepakati dalam rakernaslub pkk tanggal 31 Oktober sampai dengan 2 November 2000 di Bandung dan hasilnya merupakan dasar dalam perumusan keputusan menteri dalam negeri dan otonomi daerah no. 53 tahun 2000, yang selanjutnya dijabarkan dalam pedoman umum gerakan Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) ini. Hal yang mendasar antara lain adalah perubahan nama gerakan PKK dari gerakan Pembinaan Kesejahteraan Keluarga menjadi gerakan Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga. Tujuan dan Pengorganisasian PKK Gerakan PKK bertujuan memberdayakan keluarga untuk meningkatkan kesejahteraan menuju terwujudnya keluarga yang beriman dan bertaqwa kepada tuhan yang maha esa, berakhlak mulia dan berbudi luhur, sehat sejahtera, maju dan mandiri, kesetaraan dan keadilan gender serta kesadaran hukum dan lingkungan. Tim Penggerak PKK berada di tingkat pusat sampai dengan desa/kelurahan, PKK dikelola dan digerakkan oleh Tim Penggerak PKK yang diketuai oleh isteri Pimpinan Daerah (Gubernur, Bupati/Walikota, Camat, Kepala Desa/Lurah), secara fungsional. Dapat dikemukakan bahwa kunci berkembanga
nya program dan kegiatan PKK, justru ada peran nyata di wujudkan. Strategi Dalam upaya menjangkau sebanyak mungkin keluarga, dilaksanakan melalui “Kelompok Dasawisma”, yaitu kelompok 10 hingga 20 KK yang berdekatan. Ketua Kelompok Dasawisma dipilih dari dan oleh anggota kelompok. Ketua Kelompok Dasawisma membina 10 rumah dan mempunyai tugas menyuluh, menggerakkan dan mencatat kondisi keluarga yang ada dalam kelompoknya, seperti adanya ibu hamil, ibu menyusui, balita, orang sakit, orang yang buta huruf dan sebagainya. Informasi dari semuanya ini harus disampaikan kepada kelompok PKK setingkat diatasnya, yang akhirnya sampai di Tim Penggerak PKK Desa atau nagari/Kelurahan. Anggota Tim Penggerak Para relawan, yang tidak menerima gaji, baik perempuan maupun laki-laki, yang menyediakan sebagian dari waktunya untuk PKK adalah Anggota Tim Penggerak PKK. Walaupun Sasaran PKK adalah keluarga, khususnya ibu rumahtangga, perempuan, sebagai sosok sentral dalam keluarga. Ia tidak hanya mengurus soal kehidupan rumah tangganya dan mengasuh anak saja. Banyak diantara ibu rumahtangga yang membantu suami disawah, bahkan berusaha menambah pendapatan keluarga dengan berjualan,
menjahit,tata boga,dll
Penggerak PKK berperan sebagai motivator, fasilitator, perencana, pelaksana, pengendali dan penggerak. Pembinaan tehnis kepada keluarga dan masyarakat dilaksanakan dalam kerjasama dengan unsur dinas instansi pemerintah terkait. Sasaran gerakan PKK adalah keluarga, baik di perdesaan maupun perkotaan yang perlu ditingkatkan dan dikembangkan kemampuan dan kepribadiannya, dalam bidang: Mental spiritual meliputi sikap dan perilaku sebagai Insan hamba Tuhan, anggota masyarakat dan warga negara yang dinamis serta bermanfaat, berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Fisik material meliputi pangan, sandang, papan, kesehatan, kesempatan kerja yang layak serta lingkungan hidup yang sehat dan lestari melalui peningkatan pendidikan, pengetahuan dan keterampilan yang memadai serta di dukung teknologi saat ini di isi oleh sumber daya manusia yang paten.(Mat)