metropadang.com — Pemerintah Provinsi Sumatera Barat bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sepakat memperkuat sinergi dalam mitigasi bencana, khususnya potensi tsunami di kawasan pesisir. Dalam kunjungan Kepala BNPB Letjen TNI Dr. Suharyanto, S.Sos., M.M. ke Universitas Andalas (Unand), Gubernur Sumbar Mahyeldi Ansharullah merekomendasikan dua langkah strategis.
Pertama, menjadikan kampus Unand sebagai lokasi evakuasi akhir karena letaknya yang strategis—sekitar 15 kilometer dari pantai dan berada pada ketinggian 250 meter di atas permukaan laut. Kedua, menjalin kerjasama khusus dengan RS Unand sebagai rumah sakit penyangga bagi RSUP M. Djamil.
“Unand tidak hanya memiliki lahan luas dan aman dari potensi tsunami, tetapi juga fasilitas rumah sakit yang lengkap. Ini bisa menjadi kunci dalam penanganan korban jika bencana benar-benar terjadi,” jelas Mahyeldi.
Letjen Suharyanto menyambut positif usulan tersebut. “Kami menilai ini langkah yang visioner. BNPB siap menindaklanjuti dalam bentuk kerjasama formal, termasuk penyediaan logistik, peralatan, hingga koordinasi evakuasi,” ujarnya.
BNPB, lanjut Suharyanto, menilai sinergi antara daerah dan perguruan tinggi sangat penting dalam membangun sistem tanggap darurat yang efektif. Ia menegaskan bahwa mitigasi adalah salah satu prioritas utama BNPB di seluruh wilayah rawan bencana di Indonesia.
Kegiatan tersebut turut dihadiri Rektor Unand Prof. Efa Yonnedi, Ph.D., Pj Sekda Sumbar Yozawardi, Kalaksa BPBD Sumbar Rudy Rinaldy, Dirut RS Unand Muhammad Riendra, serta perwakilan dari Kedutaan Besar Australia. (adpsb/nov)