Painan, Sumbar – Libur Lebaran seharusnya jadi momen bahagia untuk bersantai bersama keluarga. Namun, tak sedikit pengunjung Pantai Carocok Painan yang pulang dengan wajah kecewa, bukan karena hujan atau ombak tinggi, melainkan gara-gara tarif parkir yang bikin jantung berdetak lebih kencang: Rp20.000 sekali parkir.
Nurhayati, ibu tiga anak asal Jambi, tak menyangka harus mengeluarkan Rp60 ribu hanya untuk memarkir tiga mobil keluarga mereka.
“Pantainya bagus, anak-anak senang, tapi waktu mau parkir kami diarahkan ke lahan kosong warga. Tarifnya Rp20 ribu. Tanpa karcis. Tanpa kompromi,” keluhnya saat diwawancarai.
Ia bukan satu-satunya yang kecewa. Erizal, pengunjung asal Padang, bahkan menyebut hal ini sebagai “pungli terselubung.”
“Pengelolaan parkir di sana semrawut. Tak ada kontrol. Parkir resmi penuh, masyarakat sekitar ambil alih dan pasang tarif seenaknya. Di mana petugas Dishub?” tanyanya.
Sorotan publik ini langsung ditanggapi Wakil Ketua DPRD Pesisir Selatan, Dani Sopian. Ia menegaskan bahwa praktik semacam itu harus segera dihentikan.
“Pariwisata kita akan rusak jika kenyamanan pengunjung diabaikan. Kami minta Dishub dan Satpol PP bertindak tegas, jangan hanya hadir saat pembukaan acara saja,” tegas Dani, yang juga berasal dari Fraksi Nasdem.
Dani menyebut bahwa pihaknya akan membawa isu ini ke pembahasan DPRD, dan mengajak pemerintah daerah serta masyarakat sekitar duduk bersama mencari solusi.
“Kita butuh sistem parkir yang tertib, aman, dan adil. Kalau perlu, libatkan pihak ketiga atau digitalisasi sistem karcis. Parkir bukan sekadar tempat berhenti, tapi bagian dari kesan pertama wisatawan,” ujarnya.
Ia juga menekankan pentingnya edukasi kepada masyarakat pemilik lahan agar tidak merusak citra daerah demi keuntungan sesaat.
“Kalau wisatawan kapok datang karena masalah sepele seperti parkir, kita semua yang rugi. PAD tidak akan tumbuh, dan promosi wisata jadi sia-sia,” tutupnya. (mp)