Peran Bahasa Indonesia Dalam Membangun Toleransi Beragama pada Mahasiswa Universitas Andalas

0
1536
iklan
Penulis : Gebi, Kantata, Nesya, Salwa, Yona dan Zihan
Bahasa Indonesia memainkan peran yang sangat penting dalam membangun toleransi antar umat beragama di Indonesia, sebuah negara yang kaya akan keragaman budaya dan agama. Dengan lebih dari 300 kelompok etnis dan 6 agama resmi, Indonesia menghadapi tantangan dalam menciptakan masyarakat yang harmonis. Penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu memungkinkan individu dari berbagai latar belakang untuk berkomunikasi secara efektif, memahami satu sama lain, dan membangun hubungan yang saling menghormati. Dalam konteks ini, bahasa bukan hanya sekadar alat komunikasi, tetapi juga sebagai medium untuk menyebarkan nilai-nilai toleransi dan pengertian.
Menurut data dari Kementerian Agama, Indeks Kerukunan Umat Beragama (KUB) menunjukkan tren positif dalam beberapa tahun terakhir. Pada tahun 2024, indeks ini mencapai 76,47%, meningkat dari 76,02% pada tahun sebelumnya. Peningkatan ini mencerminkan upaya pemerintah dan masyarakat dalam mempromosikan sikap toleran di tengah keragaman yang ada. Bahasa Indonesia berfungsi sebagai alat untuk menyampaikan informasi dan edukasi mengenai pentingnya toleransi beragama melalui berbagai program sosial dan pendidikan. Misalnya, kegiatan dialog antaragama yang menggunakan bahasa Indonesia dapat membantu peserta memahami perbedaan keyakinan dengan cara yang lebih baik.
Pendidikan juga merupakan aspek krusial dalam membangun toleransi. Kurikulum pendidikan di sekolah-sekolah di Indonesia sering kali mencakup materi tentang nilai-nilai Pancasila yang menekankan pentingnya toleransi dan penghargaan terhadap perbedaan. Melalui pembelajaran bahasa Indonesia, siswa diajarkan untuk berkomunikasi dengan baik serta menghargai pandangan orang lain. Hasil survei litbang menunjukkan bahwa 62,2% responden menganggap masyarakat Indonesia cukup toleran, sementara 10,4% menilai sangat toleran. Hal ini menunjukkan bahwa nilai-nilai toleransi sudah mulai tertanam dalam generasi muda, yang merupakan harapan masa depan bangsa.
Namun demikian, tantangan masih ada. Meskipun indeks toleransi menunjukkan peningkatan, masih terdapat kasus intoleransi yang terjadi di berbagai daerah. Menurut laporan Setara Institute, antara tahun 2007 hingga 2022 terdapat 573 kasus gangguan terhadap peribadatan dan tempat ibadah. Kasus-kasus ini mencerminkan perlunya upaya lebih lanjut untuk memperkuat komunikasi antarumat beragama. Bahasa Indonesia dapat digunakan untuk mengedukasi masyarakat tentang hak-hak beragama dan pentingnya menghormati keyakinan orang lain. Dalam konteks ini, pemerintah perlu lebih aktif dalam memfasilitasi dialog antaragama serta memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya toleransi.
Media sosial juga berperan penting dalam menyebarkan pesan-pesan toleransi. Dalam era digital saat ini, bahasa Indonesia menjadi medium utama bagi banyak orang untuk berbagi informasi dan ide. Konten-konten positif yang mengedepankan kerukunan antar umat beragama dapat dengan mudah diakses oleh masyarakat luas. Ini adalah kesempatan bagi individu dan kelompok untuk menyebarkan pesan damai serta mengajak masyarakat untuk saling menghormati satu sama lain tanpa memandang perbedaan agama atau latar belakang budaya.
Dalam konteks kebijakan publik, pemerintah juga perlu memperhatikan penggunaan bahasa Indonesia dalam dokumen resmi dan komunikasi terkait isu-isu keagamaan. Penyampaian informasi yang jelas dan mudah dipahami dapat membantu masyarakat memahami regulasi yang ada terkait kebebasan beragama. Misalnya, dalam proses perizinan pendirian rumah ibadah, penggunaan bahasa yang inklusif dan mudah dipahami dapat mengurangi potensi konflik antara komunitas agama yang berbeda.
Secara keseluruhan, peran bahasa Indonesia dalam membangun toleransi antar umat beragama sangatlah signifikan. Melalui komunikasi yang efektif, pendidikan yang berbasis pada nilai-nilai toleransi, serta penggunaan media sosial sebagai sarana penyebaran informasi positif, bahasa Indonesia dapat menjadi alat yang ampuh untuk menciptakan masyarakat yang harmonis. Dengan terus meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap perbedaan melalui bahasa, kita dapat mewujudkan cita-cita bangsa yang damai dan sejahtera bagi semua umat beragama di Indonesia

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini