iklan
Penulis: Kharimah,Nadhirah Aathifah Erwina,Agung Anjalika Puspa,Dina Syaputri
          Perilaku sosial menyimpang yang terjadi dikalangan mahasiswa adalah masalah yang sangat harus dijadikan sebagai titik perhatian yang serius.Perilaku ini merujuk pada tindakan seksual menyimpang yang sangat melanggar norma sosial,budaya,agama ataupun hukum yang berlaku.Banyak sekali faktor yang dapat mempengaruhi perilaku seksual dikalangan mahasiswa seperti lingkungan sosial,teman sebaya,kurangnya pendidikan seksual serta pengaruh media sosial.Oleh karena itu,intervensi yang tepat dan efektif sangat perlu untuk mengurangi perilaku seksual menyimang yang terjadi dikalangan mahasiswa.
          Perilaku seksual menyimpang adalah suatu Tindakan yang menyimpang dari norma dan nilai yang berlaku dalam Masyarakat atau dalam budaya tertentu. Berdasarkan data penelitian yang dilakukan di Universitas Andalas 94,4% jawaban mahasiswa aktif yang menjadi narasumber menyebutkan bahwa perilaku seksual menyimpang adalah perilaku yang tidak sesuai dengan norma yang ada.Di kalangan mahasiswa perilaku ini bisa terjadi berupa hubungan seksual diluar nikah,penyalahgunaan narkoba dalam kontes seksual serta eksploitasi seksuak atau kita kenal dengan kekerasan seksual.Perilaku seksual ini tidak hanya berdampak atau beresiko bagi Kesehatan fisik saja tetapi juga berdampak terhadap psikologis seseorang seperti gangguan kecemasan,depresi,dan mental.Perilaku seksual menyimpang dapat melibatkan berbagai individu tidak hanya dari sekelomok orang saja.Mahasiswa dengan berbagai latar belakangnya,jenis kelamin sangat memungkinkan terlibat dan terjerat dalam perilaku seksual menyimpangini.Faktor utama yang dapat mmpengaruhi hal tersebut bisa saja karena kurangnya Pendidikan seksual,pengaruh teman sebaya dan tekanan sosial yang terjadi disekitar kampus.
          Usia mahasiswa adalah usia yang sangat rentan terjadinya perilaku seksual menyimpang yang mana hal ini terjadi karena usia mahasiswa kisaran 18 hingga 25 tahun yang bisa dikatakan sebagai masa peralihan menuju dewasa.Pada usia ini,mahasiswa akan cenderung mencari jati diri dan kebebasan, serta sering kali mengabaikan risiko yang dapat timbul dari  perilaku seksual yang tidak sehat.Perilaku seksual menyimpang di kalangan mahasiswa sering kali terjadi di luar ruang kuliah atau ruang belajar formal. Beberapa tempat yang rentan menjadi lokasi perilaku ini antara lain asrama mahasiswa, rumah kos atau bahkan di luar kampus. Kampus dan asrama menjadi tempat yang paling rentan karena minimnya pengawasan, terutama pada malam hari atau saat tidak ada kegiatan akademik. Ada berbagai alasan mengapa mahasiswa terlibat dalam perilaku seksual menyimpang. Faktor utama yang mendorong terjadinya perilaku ini antara lain kurangnya pendidikan seksual yang memadai, pengaruh teman sebaya yang kurang mendukung, serta kurangnya kesadaran akan konsekuensi dari perilaku tersebut.
          Strategi intervensi untuk mengurangi perilaku seksual menyimpang di kalangan mahasiswa haruslah holistik dan melibatkan berbagai pihak. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil:
  1. Pendidikan Seksual yang Komprehensif
Langkah pertama yang dapat dilakukan adalah memberikan pendidikan seksual yang berbasis pada pengetahuan dan keterampilan hidup. Mahasiswa perlu diberikan informasi yang benar tentang kesehatan seksual, risiko penyakit menular seksual, serta pentingnya pengendalian diri dan hubungan yang sehat. Pendidikan ini dapat dilakukan melalui seminar, lokakarya, atau program berbasis kurikulum di kampus.
  1. Penyuluhan dan Kampanye Kesadaran
    Kampus dapat mengadakan kampanye sosial dan penyuluhan untuk meningkatkan kesadaran mahasiswa mengenai risiko yang terkait dengan perilaku seksual menyimpang. Misalnya, kampanye melalui media sosial, poster di kampus, atau event kampus yang mengedukasi tentang pentingnya memilih pasangan yang tepat dan menjaga kesehatan seksual.
  2. Penguatan Peran Teman Sebaya dan Pembimbing
    Teman sebaya memiliki pengaruh yang besar dalam kehidupan sosial mahasiswa. Oleh karena itu, membangun kelompok teman sebaya yang mendukung pola hidup sehat dan perilaku seksual yang bertanggung jawab sangat penting. Kampus juga dapat melibatkan pembimbing akademik atau konselor untuk memberikan dukungan psikologis kepada mahasiswa yang membutuhkan.
  3. Peningkatan Pengawasan dan Kebijakan Kampus
    Kampus perlu memperketat pengawasan terhadap kegiatan mahasiswa, terutama yang berlangsung di luar jam kuliah. Kebijakan kampus yang lebih jelas tentang larangan perilaku seksual yang menyimpang juga sangat penting.
  4. Menciptakan Lingkungan Kampus yang Sehat
    Lingkungan kampus yang mendukung kegiatan positif seperti olahraga, seni, dan aktivitas sosial lainnya dapat mengurangi kesempatan mahasiswa untuk terlibat dalam perilaku seksual menyimpang. Dengan memberikan ruang bagi mahasiswa untuk menyalurkan energi mereka secara produktif, dapat membantu mengurangi kebosanan dan perilaku yang tidak sehat.
          Perilaku seksual menyimpang di kalangan mahasiswa adalah masalah kompleks yang membutuhkan intervensi dari berbagai pihak. Melalui pendidikan seksual yang tepat, penyuluhan, pengawasan yang lebih ketat, serta pembentukan lingkungan kampus yang sehat, diharapkan dapat mengurangi prevalensi perilaku ini. Keterlibatan kampus, keluarga, serta teman sebaya sangat penting dalam menciptakan suasana yang mendukung bagi mahasiswa untuk bertindak dengan bijaksana dalam hal kesehatan seksual.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini