
Metro Padang | Tingginya curah hujan yang terjadi sejak Sabtu (6/5) malam hingga Minggu pagi, (7/5) mengakibatkan sejumlah kecamatan di Kabupaten Pesisir Selatan terendam banjir .
Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pesisir Selatan, Doni Gusrizal melalui, Kabid Kedaruratan dan Logistik, Defrisiswardi, Minggu (7/5) mengatakan, hingga Minggu siang dilaporkan ada sebanyak 10 kecamatan terendam banjir, akibat tingginya curah hujan dua hari terakhir.
Ia menyebutkan, dari 10 kecamatan itu, yang terparah adalah wilayah Koto XI Tarusan, Batang Kapas, Lengayang, Ranah Pesisir, Linggo Sari Baganti, Basa Ampek Balai (BAB) Tapan dan Ranah Ampek Hulu (Rahul).
“Dari pantauan teman-teman di lapangan, masih ada masyarakat yang bertahan di rumah masing-masing. Sementara itu dibeberapa lokasi ketinggian banjir lebih dari satu meter,” ungkap Defrisiswardi.
Dari sejumlah kecamatan itu, selain rumah warga terendam banjir, sejumlah akses jalan kabupaten dan jalan nasional juga terendam banjir dan tidak bisa dilalui kendaraan.
“Ya, akses jalan terendam banjir itu, di Batang Kapas ada empat nagari. Lalu, di Kecamatan Lengayang, Ranah Pesisir di Sungai Liku dan di Basa Ampek Balai Tapan di Alang Rambah. Sedangkan ruas jalan nasional di kawasan Duku , Kecamatan Koto XI Tarusan sudah bisa dilalui kendaraan sekitar pukul 11.00 WIB,” ujarnya.
Ia mengatakan, hingga Minggu siang, tim BPBD Pessel masih terus memantau dan siaga untuk mencegah terjadi dampak besar akibat banjir yang terjadi. “Untuk BPBD, personel kita siaga sekitar 75 orang dibantu TNI-Polri. Lalu kita melakukan evakuasi wanita hamil yang terkepung banjir di Kecamatan Lengayang,” terangnya.
Sementara itu satu unit jembatan gantung yang merupakan sarana transportasi masyarakat Nagari Amping Parak Timur, Kecamatan Sutera, Kabupaten Pesisir Selatan putus diterjang banjir .
Walinagari Amping Parak Timur, Mulyadi mengatakan, akibat putusnya jembatan tersebut akses warga Kampung Tanjung Gadang dan Kampung Teratak Paneh lumpuh.
Ia menjelaskan, luapan sungai mengikis bagian pondasi sebagai penyambung bangunan jembatan tersebut. Amblas akibat terkikis sungai, dan membuat kedudukannya lepas dan terputus dari pondasinya.
Ia mengatakan, sejauh ini pasca putusnya jembatan tersebut, pihaknya sudah melaporkan ke pemerintah kabupaten. Pihaknya berharap, jembatan tersebut untuk bisa segera diperbaiki, meski masih ada akses alternatif untuk kedua kampung itu.. “Yang penting untuk ke sawah dan ladang. Jadi kita berharap segera dapat penanganan, dan itu sudah disampaikan ke Pemkab Pessel,” ujarnya. (mp)