Pembelajaran Berbasis Projek Solusi Meningkatkan Kompetensi Pedagogik Calon Guru SD

0
1195
Oleh :
Melva Zainil, (mahasiswa Program Doktor Pascasarjana UNP), 
 
Promotor 1) Prof. Dr. Ahmad Fauzan, M.Pd.,M. Sc. 2). Prof. Dr. Lufri, M.S
PadangTIME.com – Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) salah satu program studi yang bertujuan untuk menghasilkan lulusan yang  menjadikan seorang guru di Sekolah Dasar. Program studi PGSD memiliki tanggung jawab yang besar untuk menghasilkan calon guru Sekolah Dasar (SD) yang memiliki kompetensi yang mampu mendidik siswa sekolah dasar.
Kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru SD harus memiliki  kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, serta kompetensi profesional.
Oleh sebab itu program studi PGSD harus mampu menciptakan pembelajaran yang mampu mencapai tujuan tersebut.
Namun berdasarkan studi pendahuluan  yang penulis lakukan pada proses perkuliahan matematika  ditemukan fakta bahwa mahasiswa PGSD masih belum maksimal menguasai empat kompetensi tersebut terutama pada kompetensi pedagodik.
Mahasiswa PGSD  masih belum maksimal dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran Matematika di SD secara kreatif, sedangkan proses pembentukan Sumber Daya Manusia (SDM) terus berjalan dan mendapatkan perhatian khusus.
Hal ini membuktikan bahwa pencapaian kompetensi pedagogik calon guru SD belum tercapai secara maksimal.
Lemahnya pencapaian kompetensi pedagogik calon guru SD ini disebabkan oleh kurangnya inovasi dosen dalam melaksanakan pembelajaran pada perkuliahan matematika di program studi PGSD.
Oleh sebab itu berdasarkan analisis dan kesepakatan tim penulis maka dikembangkanlah sebuah model pembelajaran Elementary School Teacher Project In Math berbasis  Blended Learning yang dikembangkan secara ilmiah melalui proses penelitian pengembangan dengan model pengembangan Plomp yang terdiri dari analisis kebutuhan, pengembangan prototype dan tahapan evaluasi.
Berdasarkan tahapan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa model yang dikembangkan dinyatakan layak dan praktis untuk digunakan bagi calon guru SD.
Model pembelajaran Elementary School Teacher Project in Math  berbasis Blended Learning merupakan pembelajaran kolaboratif berbasis konstruktivisme secara berkelompok yang memberikan kesempatan peserta didik untuk berpikir kreatif menyelesaikan permasalahan matematika sesuai dengan pengalaman dan kemampuan masing-masing kemudian diberikan kesempatan untuk menerapkankan ide baru yang didapatnya ke proyek yang diberikan oleh dosen.
Model pembelajaran Elementary School Teacher Project in Math  berbasis Blended Learning memberikan penekanan pada kreativitas peserta didik sendiri dalam menyelesaikan masalah secara bersama-sama (kolaboratif). Model pembelajaran Elementary School Teacher Project in Math  berbasis Blended Learning membimbing peserta didik memiliki tanggung jawab pribadi dan kelompok.
Ada 8 tahapan dalam Model pembelajaran Elementary School Teacher Project in Math  berbasis Blended Learning ini yaitu: (1) Set Challenge Project; (2) understanding; (3) analysis; (4) design; (5) prototype; (6) validate; (7) simulation; (8) Feed back. Pada tahapan set challenge project, dosen memberikan tantangan proyek pembelajaran matematika SD kelas tinggi yang dikerjakan oleh mahasiswa, seperti: RPP, LKPD, media pembelajaran dan penilaian. Selanjutnya, proyek ini merupakan challenge yang harus diselesaikan dalam limit waktu tertentu. Pada tahapan understanding, mahasiswa dibagi menjadi beberapa kelompok atau tim dalam rangka menyelesaikan challenge yang telah dipilih.
Pada tingkatan ini, mahasiswa memahami syarat kelayakan masing-masing produk pada tugas proyek berdasarkan kajian kompetensi pedagogik. Selanjutnya, pada tahapan understanding, mahasiswa merumuskan tabel syarat-syarat kelayakan proyek berdasarkan kajian kompetensi pedagogik. Pada tahapan analysis mahasiswa mengumpulkan produk atau perangkat pembelajaran matematika SD kelas tinggi yang sudah ada yang diperoleh dari dosen matematika dan praktisi di lapangan, mahasiswa menganalisis kelebihan dan kekurangan masing-masing produk pembelajaran dengan menggunakan tabel syarat-syarat kelayakan produk pada tugas proyek ini. Selanjutnya mahasiswa menetapkan spesifikasi produk pembelajaran matematika SD kelas tinggi yang akan dikerjakan pada tugas proyek.
Di samping itu, setiap kelompok memiliki spesifikasi produk yang berbeda berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan
Selanjutnya pada tahapan design, mahasiswa melakukan tugas proyek dengan merancang jadwal dan membuat masing-masing produk berdasarkan spesifikasi yang sudah ditetapkan. Proses desain dilakukan dengan limit waktu tertentu agar pekerjaan mahasiswa dapat dipantau dengan baik. Kemudian, mahasiswa melaporkan perkembangan tugas proyek pada akun masing-masing di LMS. Selanjutnya, pada tahapan prototype, produk yang dihasilkan mahasiswa pada langkah design disebut sebagai Prototype A. Selanjutnya, mahasiswa melakukan diskusi dengan teman sejawat.
Setiap kelompok diwakili oleh mahasiswa yang memiliki kompetensi di bidang pembelajaran matematika SD kelas tinggi untuk memperoleh saran dan masukan yang maksimal. Pada Tahapan validate yaitu, mahasiswa merevisi produk berdasarkan saran dari hasil diskusi yang dinamakan Prototype B, mahasiswa melaporkan perkembangan tugas proyek pada akun masing-masing di LMS, mahasiswa melakukan presentasi hasil proyek, dosen memeriksa secara seksama hasil proyek masing-masing kelompok dan dosen melakukan penilaian secara objektif berdasarkan presentasi dan hasil Prototype B, selanjutnya dosen memberikan saran dan masukan untuk kesempurnaan produk yang sudah dihasilkan, mahasiswa melakukan revisi berdasarkan masukan dari dosen yang disebut sebagai Prototype C dan mahasiswa melaporkan kembali perkembangan tugas proyek pada akun masing-masing di LMS.
Pada tahapan simulation, mahasiswa melakukan simulasi penggunaan produk (prototype C) di lapangan dengan memilih SD yang akan digunakan untuk simulasi. Tahapan selanjutnya, mahasiswa membagikan video simulasinya di youtube.
Terakhir Pada tahapan feed back, mahasiswa menyampaikan hasil simpulan terkait hasil simulasi. Mahasiswa bersama dosen melakukan refleksi berdasarkan tugas proyek yang dilakuka. Dosen memberikan reinforcement positive (reward) kepada kelompok terbaik
Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan ditemukan bahwa adanya peningkatan kompetensi pedagogik calon guru SD dengan menerapkan model pembelajaran Elementary School Teacher Project in Math  berbasis Blended Learning.
Oleh sebab itu melalui artikel ini penulis merekomendasikan agar dosen PGSD dapat menerapkan model ini dalam membelajaran mata kuliah matematika.  (Melva Zainil)
moris

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini