Kegiatan yang merupakan bagian dari Hibah DPPM Kemdiktisaintek RI 2025 ini dilaksanakan di Kecamatan Kuranji, Kota Padang, bekerja sama dengan Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah III dan kelompok seni Parewa Limo Suku sebagai mitra utama.
Berdasarkan keterangan tertulis yang diterima Humas UNP, Kamis (6/11/2025) Program PISN UNP diketuai oleh Prof. Dr. Ardipal, M.Pd., dengan anggota tim Ayuthia Mayang Sari, S.Pd., M.Sn., Robby Ferdian, M.Sn., dan Venny Rosalina, M.Sn. ini melibatkan seniman, tokoh masyarakat, dan pemuda Kenagarian Pauh sebagai upaya memperkuat peran generasi muda dalam pelestarian budaya lokal.
Dalam sambutannya, Prof. Ardipal menegaskan bahwa kegiatan ini tidak hanya berfokus pada pelestarian, tetapi juga diarahkan pada regenerasi dan inovasi seni berbasis teknologi.
“Pelatihan ini menjadi ruang belajar dan berkreasi bagi generasi muda agar Saluang dan Silek Pauh tidak hanya dipertahankan, tetapi juga dikembangkan secara kreatif dan relevan dengan zaman,” ujarnya.
Kegiatan resmi dibuka oleh Hasa Hadi, perwakilan Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah III sekaligus Kepala Kelompok Kerja Warisan Budaya Takbenda (WBTb).
Ia menyampaikan apresiasi terhadap kolaborasi antara perguruan tinggi, lembaga kebudayaan, dan komunitas seni daerah. Menurutnya, sinergi akademisi dan komunitas merupakan kunci keberlanjutan warisan budaya takbenda yang semakin penting di era modern.
Sebagai bentuk komitmen terhadap keberlanjutan seni tradisi, kegiatan ini juga ditandai dengan penyerahan sertifikat kerja sama antara Tim PISN UNP dan kelompok Parewa Limo Suku, disertai dengan penyerahan peralatan inovasi seni berupa alat musik, teknologi penciptaan musik, serta kostum pertunjukan.
Pelatihan menghadirkan tiga pemateri utama, yaitu Ayuthia Mayang Sari, S.Pd., M.Sn. (Pelestarian Kesenian Tradisional dan Karya Inovatif), Robby Ferdian, M.Sn. (Pemanfaatan Teknologi untuk Penciptaan Karya Musik Tradisional), dan Venny Rosalina, M.Sn. (Penciptaan Silek Pertunjukan berbasis Silek Tradisional).
Ketua Parewa Limo Suku, Irmun Krisman, mengungkapkan optimismenya terhadap keberlanjutan kegiatan ini.
“Selama ini kami terkendala dalam sistem latihan dan regenerasi. Dengan adanya pelatihan ini, kami mulai memahami cara mendokumentasikan repertoar dan melibatkan generasi muda secara terarah. Kami optimis, Saluang dan Silek Pauh akan kembali diminati,” ujarnya.
Melalui kegiatan ini, UNP menegaskan komitmennya dalam memperkuat ekosistem seni dan budaya lokal melalui inovasi, kolaborasi, dan pemberdayaan komunitas. Program ini diharapkan menjadi model sekolah seni informal berbasis komunitas yang berkelanjutan serta memperkuat identitas budaya masyarakat Pauh di era digital.(021)





