Menurut Muhidi, kepemimpinan sejati bukan hanya soal kemampuan manajerial atau intelektual, tetapi juga harus berakar pada nilai-nilai luhur yang hidup di tengah masyarakat.“Konsep kepemimpinan yang baik harus dilandasi nilai agama, pemahaman adat, dan budaya. Ini sangat penting, khususnya di Minangkabau yang menjunjung tinggi filosofi ‘Alam Takambang Jadi Guru’,” tegasnya.
Dalam paparannya, Muhidi juga menekankan pentingnya tiga nilai utama yang harus dimiliki pelajar sejak dini: kejujuran, kedisiplinan, dan penghormatan kepada orang tua (birrul walidain). Menurutnya, ketiga nilai tersebut merupakan fondasi dalam membentuk generasi pemimpin yang amanah dan tangguh.
“Jika tiga nilai ini ditanamkan sejak dini, insya Allah akan tumbuh generasi yang amanah, tangguh, dan disegani,” tambahnya.
Senada dengan hal itu, Kepala Bidang SMK Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Barat, Ariswan, yang turut hadir dalam kegiatan tersebut, menegaskan bahwa LDK bertujuan membentuk karakter dan soft skill siswa.
Menurutnya, dunia kerja saat ini tidak hanya membutuhkan tenaga yang unggul secara teknis, tetapi juga individu yang memiliki kemampuan kepemimpinan, komunikasi, serta rasa tanggung jawab sosial.
“Melalui pelatihan ini, kami ingin menyiapkan siswa SMK agar tidak hanya unggul dalam keterampilan, tetapi juga memiliki jiwa kepemimpinan dan etika sosial yang kuat,” jelas Ariswan.
Kegiatan LDK OSIS SMK se-Kota Payakumbuh ini diikuti oleh perwakilan siswa dari seluruh SMK di kota tersebut. Panitia mengemas pelatihan dalam bentuk diskusi, simulasi, dan berbagai sesi pembinaan kepemimpinan untuk mendorong lahirnya generasi muda yang cerdas, berkarakter, dan siap menjadi pemimpin masa depan. (M)