Tim peneliti Universitas Negeri Padang (UNP) yang tergabung dalam kelompok penelitian Keanekaragaman Hayati Sumatera berhasil mencatat keberadaan kelinci yang langka dan endemik di Kawasan Gunung Tandikat. Kelinci ini memiliki nama ilmiah Nesolagus netscheri.
Kelinci ini sulit ditemukan karena habitatnya berada di hutan lebat di pegunungan Sumatera, dan keberadaannya hanya pernah terlihat pada ketinggian 600-1600 MDPL. Proyek penelitian ini dilaksanakan oleh beberapa mahasiswa Departemen Biologi, yaitu Hijratul Hasanah dan Rivaldo Situmorang, dipimpin oleh dosen Departemen Biologi, Sandi Fransisco Pratama, M.Sc.
Sandi Fransisco Pratama sebagai ketua tim peneliti mengatakan bahwa secara detail tidak diketahui berapa populasi kelinci ini di alam. Namun statusnya dinyatakan terancam punah disebabkan tingginya faktor ancaman pada satwa ini. Faktor yang paling berpengaruh menurutnya adalah terganggunya habitat karena pengalih-fungsian lahan menjadi lahan pertanian dan pemukiman warga, serta aktivitas manusia yang tinggi, seperti perburuan satwa dan hiking.
Dengan ditemukannya kelinci ini di Gunung Tandikat, menjadi harapan baru bagi dunia konservasi karena sejauh ini kelinci belang Sumatera berstatus Data Deficient (Kekurangan Data) mengakibatkan minimnya informasi tentang kelinci ini di alam. Kurangnya data mengenai kelinci ini dapat menjadi hambatan dalam pengambilan kebijakan dan upaya konservasi untuk spesies ini.
Sebagian besar masyarakat tidak mengetahui informasi dan status konservasi kelinci Sumatera ini, terutama di kawasan sekitar Nagari Singgalang. Penemuan kelinci ini menjadi langkah awal untuk kegiatan konservasi spesies endemik Sumatera.
Hal ini menjadi tanggung jawab kami dari Departemen Biologi dalam memberikan edukasi kepada masyarakat, lanjut Sandi. Kita membutuhkan dukungan dari warga sekitar Gunung Tandakat, untuk secara bersama-sama melindungi spesies langka dan endemik ini.
Dalam waktu dekat, kami akan mengadakan penyuluhan pada warga Nagari Singgalang, Kecamatan X Koto, Kabupaten Tanah Datar tentang keberadaan kelinci ini. Dukungan dari Pemerintah daerah dan provinsi, serta dinas-dinas pemerintah terkait, dan lembaga-lembaga swadaya masyarakat juga penting dalam konservasi satwa liar ini.
“Mari bersama kita melindungi dan lestarikan keanekaragaman hayati Sumatera. Mari mulai dari diri kita sendiri dan lingkungan di sekitar kita” tutup Sandi.
Tim periset muda kelompok riset Keanekaragaman Hayati Sumatera yang ikut terlibat dalam kegiatan penelitian ini, Nagra Aulia V., M. Zacky Priyatna, Wahyuni Fitri, Weni Rezkia, Aria Bintang R., Aamisyhia Zulaikha, dan Habibullah Djoelvinanda. (Weni Rezkia)