metropadang.com – Polda Sumatera Barat menyampaikan perkembangan terbaru penanganan korban bencana banjir bandang dan longsor yang melanda sejumlah kabupaten di Sumbar sejak delapan hari lalu.
Dalam doorstop yang digelar di Rumah Sakit Bhayangkara TK III Padang, Rabu (4/12/2025) siang, Kabid Humas Polda Sumbar Kombes Pol Susmelawati Rosya menyatakan hingga saat ini total korban meninggal dunia tercatat sebanyak 200 orang. Dari jumlah tersebut, 174 jenazah telah berhasil diidentifikasi melalui proses Disaster Victim Identification (DVI), sedangkan 26 jenazah lainnya belum teridentifikasi. Dan korban yang masih dilaporkan hilang berjumlah 212 orang.
Dalam kesempatan yang sama, Plt. Kabid Dokkes Polda Sumbar AKBP Pol dr. Faizal menjelaskan, dari 26 jenazah yang belum teridentifikasi tersebut terdiri atas 14 laki-laki, 8 perempuan dan 4 potongan tubuh (termasuk tangan dan paha).
Ke-26 sampel DNA jenazah tersebut bersama 21 sampel DNA keluarga korban telah dikirim ke Pusdokkes Polri di Jakarta pada hari yang sama. “Hasilnya paling lama satu minggu sudah keluar,” ujar Plt. Kabid Dokkes.
Ia mengakui tim DVI mengalami kesulitan signifikan karena sebagian besar jenazah sudah memasuki tahap pembusukan lanjut. “Setelah lebih dari 48 jam, jenazah sudah bengkak, berair, menghitam, dan sidik jari mengkerut sehingga sulit diidentifikasi secara visual maupun sidik jari. DNA menjadi langkah akhir yang paling akurat,” jelasnya.
Rumah Sakit Bhayangkara Polda Sumbar saat ini menjadi pusat penampungan jenazah yang belum teridentifikasi, dengan kapasitas 4 peti jenazah dan 1 mobil kontainer pendingin.
Sementara itu, Plt. Karumkit Bhayangkara Tk. III Padang, Kompol dr. Harry Andromeda menyampaikan bahwa Hari ke-8 pasca banjir bandang Sumatera Barat, mayoritas jenazah sudah tidak dapat dikenali secara visual maupun sidik jari karena pembengkakan dan pengkaratan berat. Identifikasi saat ini mengandalkan gigi forensik dan DNA sebagai langkah akhir.
“Pemeriksaan DNA hanya bisa dilakukan jika ada keluarga inti (orang tua/anak/saudara kandung) yang melapor dan memberikan sampel pembanding, Keluarga yang datang dimohon membawa foto korban (terutama nampak gigi), KTP/paspor, dan datang sendiri sebagai keluarga inti. Kami terus berupaya maksimal, mohon pengertian dan kerja sama keluarga korban,” ujarnya.
Hingga kini, sembilan posko kesehatan yang didirikan Polda Sumbar telah menangani sekitar 900 pengungsi.
Pencarian dan evakuasi korban masih difokuskan di Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam, yang menjadi wilayah paling parah terdampak. Tim DVI juga mendapat tambahan tenaga dari Pusdokes Polri dan Polda Riau.
Polda Sumbar terus berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk mempercepat proses identifikasi dan pencarian korban hilang. (mp)