Penguatan Kompetensi Calon Guru, PGSD FIP UNP Gelar Etno Learning ke Jakarta dan Bandung

0
26

Metro Padang.com – Departemen Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang (FIP UNP) menggelar Program Etno Learning ke Jakarta dan Bandung pada 18–24 Oktober 2025.

Kegiatan ini diikuti 407 mahasiswa, didampingi 16 dosen dan dua tenaga Penangungjawab kependidikan. Juga Kepala Departemen PGSD, Prof. Dr. Yanti Fitria, M.Pd., bersama Kepala Rombongan, Drs. Muhammadi, Ph.D., dan Sekretaris Rombongan, Dr. Yeni Erita, M.Pd.

Kegiatan ini menjadi bagian dari perkuliahan Evaluasi Pembelajaran SD Berbasis Digital yang dirancang untuk memberikan pengalaman langsung kepada mahasiswa dalam memahami penerapan evaluasi pembelajaran di satuan pendidikan yang telah menerapkan standar internasional dan pendidikan berbasis budaya. Mahasiswa mengamati penggunaan instrumen evaluasi formatif dan sumatif berbasis teknologi, mempelajari perancangan rubrik digital,

portofolio, hingga asesmen autentik.

Selain itu, kegiatan ini mendorong mahasiswa untuk mampu membandingkan praktik evaluasi di sekolah reguler dengan sekolah internasional serta sekolah berbasis etnopedagogi, sekaligus menumbuhkan sikap reflektif dan profesional dalam penyusunan evaluasi pembelajaran berkelanjutan.

Manfaat kegiatan terlihat pada peningkatan pemahaman mahasiswa terhadap praktik evaluasi digital yang nyata, serta keterampilan menggunakan berbagai platform asesmen seperti Google Classroom, Moodle, Kahoot, Quizizz, dan sistem penilaian internal sekolah. Mahasiswa juga mendapatkan pengalaman menyusun instrumen penilaian yang menilai kemampuan berpikir kritis, kreativitas, kolaborasi, komunikasi, serta karakter. Di sisi lain, mahasiswa berlatih memperkuat observasi, dokumentasi akademik, komunikasi efektif, dan etika evaluasi yang menghargai keberagaman peserta didik.

Di Jakarta, mahasiswa melakukan observasi ke sejumlah sekolah internasional yang telah menerapkan kurikulum global dan pembelajaran berbasis teknologi. Sekolah yang dikunjungi antara lain ACG School Jakarta, Australia Independent School, BINUS School Simprug, British School, Mentari Intercultural School, Sampoerna Academy, Singapore Intercultural School, Jakarta Intercultural School, North Jakarta Intercultural School, serta Knowledge Link Intercultural School di Sentul.

Pada tahap ini, mahasiswa melihat secara langsung bagaimana ruang kelas dikelola dengan pendekatan kolaboratif, diferensiasi pembelajaran, dan integrasi teknologi sebagai bagian dari proses belajar.

Rombongan kemudian melanjutkan studi ke Bandung untuk mempelajari sekolah dengan orientasi pendidikan karakter, bilingual, dan boarding.

Sekolah yang dikunjungi mencakup Global Prestasi School, Al Irsyad Satya Islamic School, Al-Lathif Islamic School, Pribadi Bilingual Boarding School, Cendekia Leadership School, Edu Global School, Bandung Alliance Intercultural School, Temasek Bandung, Bina Bangsa School Bandung, dan Bandung Independent School.

Melalui kunjungan ini, mahasiswa dapat membandingkan bagaimana kultur sekolah mempengaruhi iklim kelas, pola interaksi guru-siswa, serta nilai-nilai yang dibangun lewat kebiasaan belajar sehari hari.

Selain observasi sekolah, rombongan juga melakukan pertemuan akademik dengan PGSD UPI Kampus Bumi Siliwangi dan PGSD UPI Kampus Cibiru, membahas pengembangan kurikulum, implementasi pembelajaran digital, dan peluang kerja sama praktik lapangan serta penelitian mahasiswa.

Kegiatan ditutup dengan pembelajaran berbasis lingkungan di Floating Market Lembang.

Kepala Departemen PGSD, Prof. Dr. Yanti Fitria, M.Pd., menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan strategi pengayaan pengetahuan sekaligus pembentukan karakter calon guru. Drs. Muhammadi, Ph.D., sebagai Ketua Rombongan, memastikan kegiatan berjalan tertib dan efektif sesuai rencana akademik. Sementara itu, Dr. Yeni Erita, M.Pd., berperan dalam memastikan penyusunan hasil observasi mahasiswa terdokumentasi sebagai bagian dari penilaian mata kuliah.

Dosen pendamping, Dr. Adrias, M.Pd., menilai kegiatan ini memberi pemahaman yang lebih utuh dibanding pembelajaran teoritis. “Mahasiswa melihat bagaimana guru mengelola dinamika kelas secara langsung. Itu pengalaman yang tidak dapat digantikan,” ujarnya.

Mahasiswa peserta, Farhatun Haya, menyampaikan bahwa pengalaman ini memperdalam pemahamannya tentang peran guru.

Sementara itu, Kepala Sekolah SD Binekas Bandung, Iyus Nurbaeti Yusup, M.Pd., mengapresiasi sikap mahasiswa yang aktif berdiskusi dan belajar. (Ms/hms/Ad)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini