metropadang.com – Talkshow Coffee Talk yang digelar oleh Asosiasi Kopi Minang (AKM) dalam rangka Sumbar Expo 2025 menjadi ajang diskusi strategi untuk membumikan literasi kopi Minang.
Mengusung tema “Membumikan Literasi Kopi Minang, Dengan Sejarah yang Mentereng dan Keunggulan Geografis” , acara ini menghadirkan tiga pembicara, yaitu Khairul Jasmi (wartawan senior), Novrial SE, M.Ak (Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sumbar), dan Prof. Ganefri, Ph.D (Senior Eksekutif Universitas Negeri Padang).
Dalam paparannya, Prof. Ganefri menekankan pentingnya branding kopi lokal melalui label “Kopi Sumbar 1840” sebagai identitas yang kuat untuk meningkatkan daya saing di pasar nasional dan internasional. Ia juga mengungkapkan bahwa kopi Arabika lebih banyak diminati konsumen , sehingga petani perlu diarahkan untuk mengembangkan varietas ini.
Prof. Ganefri mendukung gagasan Khairul Jasmi yang mengajak masyarakat menanam kopi. “Gerakan menanam kopi harus digugah dari akar rumput agar masyarakat melihat kopi sebagai peluang ekonomi,” ujarnya. Ia juga mengapresiasi peran AKM dalam meningkatkan nilai tambah kopi hingga tahap pemanggangan , yang dinilai krusial untuk memperkuat rantai pasok.
Meski begitu, ia menyoroti bahwa kopi belum dianggap sebagai komoditi unggulan di Sumbar , padahal potensi pasarnya sangat besar. “Pasar kopi di Sumbar sendiri belum bisa dipenuhi oleh produksi lokal. Ini peluang besar untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” jelasnya.
Selain itu, Prof Ganefri mengajak masyarakat untuk membudayakan minum kopi murni tanpa campuran sebagai bagian dari gaya hidup sehat. Ia juga menegaskan bahwa pasokan kopi Sumbar masih kurang , sehingga perlu strategi pengembangan berbasis komunitas. Salah satu gagasan yang ditawarkan adalah sistem pertanian berbasis Kaum , di mana satu Kaum memiliki satu lahan kopi yang dikelola oleh anak kemenakan. “Tanah-tanah Kaum yang menganggur bisa dimanfaatkan untuk budidaya kopi,” tutupnya.
Acara yang berlangsung pada 27 Oktober 2025 pukul 16.00 WIB hingga selesai ini menjadi momentum penting untuk memperkuat sinergi antara ilmuwan, pelaku usaha, dan masyarakat dalam membangun ekosistem kopi Sumbar yang berkelanjutan dan berdaya saing tinggi. (HS/Humas UNP)