metropadang.com – Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi Ansharullah, membuka secara resmi Forum Investasi Masyarakat Ketenagalistrikan Indonesia (MKI) Sumatera Barat di Hotel The ZHM Premiere Padang, Selasa (14/10/2025).
Forum yang mengusung tema “Strategi Investasi Energi Hijau dan Implementasi RUPTL 2025–2034 dalam Mencapai Net Zero Emission (NZE) 2060” ini menghadirkan narasumber Ketua Umum DPP MKI, Evy Haryadi, dan Wakil Menteri ESDM RI, Yulion Tanjung.
Dalam arahannya, Gubernur Mahyeldi menyampaikan apresiasi kepada MKI yang telah menginisiasi forum strategis ini. Menurutnya, kegiatan tersebut menjadi momentum penting untuk memperkuat kolaborasi antara pemerintah, dunia usaha, dan pemangku kepentingan dalam mempercepat pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT) di Sumatera Barat.
“Kita di Sumatera Barat punya potensi energi luar biasa panas bumi, air, surya, laut, dan angin. Tapi pemanfaatannya masih kecil. Ini peluang besar bagi para investor,” ujar Mahyeldi.
Gubernur menjelaskan, pemanfaatan energi air di Sumbar baru mencapai 26 persen, panas bumi 5 persen, sementara potensi energi surya dan laut masih sangat terbuka. Di sisi lain, kebutuhan energi listrik di Sumbar terus meningkat, namun cadangan daya baru mencapai 4 persen jauh di bawah idealnya 20–30 persen.
“Cadangan listrik kita saat ini cuma 4 persen, padahal idealnya 20 sampai 30 persen. Artinya, masih terbuka ruang lebar untuk investasi energi,” tegas Mahyeldi.
Mahyeldi menegaskan pentingnya sinergi antara pemerintah daerah dan investor dalam mempercepat pengembangan energi hijau. Ia mendorong pemerintah kabupaten/kota agar aktif menjemput investasi serta memberikan kemudahan dan insentif bagi pelaku usaha yang ingin menanamkan modal di sektor energi.
“Dulu waktu di Kota Padang, kalau mau jemput investasi, ya kita jemput langsung. Kita temui orangnya, beri insentif, beri kemudahan, bahkan kita antar. Semangat seperti ini harus kita lanjutkan,” ungkap Mahyeldi mengenang pengalamannya saat menjabat Wali Kota Padang.
Ia juga menyampaikan bahwa Pemprov Sumbar telah menyiapkan peraturan daerah dan skema insentif investasi di sektor energi, sebagai bentuk dukungan konkret terhadap investor.
“Harus dipermudah. Sudah ada perda dan insentifnya. Seperti di Padang sudah kita lakukan, dan semoga kabupaten/kota lain juga bisa mengikuti,” tambahnya.
Dalam kesempatan itu, Gubernur Mahyeldi menegaskan bahwa sektor energi menjadi bagian penting dalam arah kebijakan ekonomi Sumbar. Berdasarkan RPJMN 2020–2029, target pertumbuhan ekonomi Sumatera Barat ditetapkan sebesar 7,3 persen, yang membutuhkan investasi minimal Rp120 triliun hingga tahun 2029.
“Untuk mencapai itu, kita butuh investasi minimal Rp120 triliun hingga 2029. Ini momentum penting untuk membangun energi hijau Sumatera Barat,” jelasnya.
Sementara itu, Ketua MKI Sumbar, Insanul Kamil, menyebutkan bahwa Sumatera Barat memiliki potensi energi terbarukan tertinggi di Indonesia, yakni mencapai 52 persen. Angka ini, katanya, tidak dimiliki provinsi lain di Indonesia.
“Tidak ada provinsi lain yang potensi energi terbarukannya di atas 50 persen. Hanya Sumatera Barat,” tegas Insanul.
Ia menambahkan, MKI akan terus mendorong kolaborasi lintas sektor dan edukasi publik agar masyarakat memahami pentingnya transisi menuju energi hijau.
“Kita ingin Sumatera Barat menjadi role model nasional dalam isu energi hijau. Kalau bicara investasi energi terbarukan di Indonesia, modelnya ada di Sumatera Barat,” ujarnya.
Forum investasi ini menjadi momentum penting bagi Sumatera Barat untuk memperkuat posisinya sebagai daerah kaya potensi energi hijau. Melalui sinergi antara pemerintah, MKI, dan dunia usaha, Sumatera Barat diharapkan mampu menjadi contoh nasional dalam pengembangan energi bersih dan berkelanjutan, sejalan dengan komitmen menuju Net Zero Emission 2060.
(Cen/adpim)