iklan

Padang, Mei 2025 — Tim peneliti Politeknik Negeri Padang (PNP) dan Sekolah Vokasi Universitas Negeri Padang (UNP) berhasil mengembangkan lima resep inovatif berbasis jamur tiram, mulai dari rendang nabati, jamur dendeng, sambal, mie basah, hingga bakso jamur. Jamur tiram dikenal sebagai bahan pangan kaya gizi, rendah lemak, dan ramah lingkungan. Namun hingga kini pemanfaatannya di Sumatera Barat masih terbatas pada bentuk segar. Penelitian ini bertujuan meningkatkan nilai jamur tiram melalui produk makanan siap saji dengan rasa khas Minangkabau.

Program ini merupakan bagian dari hibah Riset Berdikari LPDP 2025 bertajuk “Rendang Nabati dan Produk Olahan Jamur Berdaya Saing Global; Inovasi Pangan dan Jejak Kolaborasi Menuju Ekonomi Berbasis Pariwisata dan Sektor Pendukungnya yang Berkearifan Lokal di Sumatera Barat.”

Dalam pelaksanaan kegiatan selama tiga bulan, tim berhasil menyusun resep standar lima produk inovatif berbahan dasar jamur tiram, mulai dari Rendang, dendeng, sambal, mie basah, dan nuget jamur. Kelima produk telah melalui tahapan uji coba dan evaluasi sensori. Proses selanjutnya adalah memberikan pelatihan pengolahan produk ini kepada ibu-ibu di Limau Manis, pengembangan teaching factory di SMKN 6 Padang dan UNP, serta pemasaran berbasis digital dan wisata kuliner lokal melalui Gallery Kubang Badak, Forum Nagari Limau Manis.

Langkah ini mendukung pencapaian SDG 1, Menghapus Kemiskinan, yaitu; Anggotadayakan kelompok tani jamur tiram agar tidak hanya menjual jamur segar, tetapi juga memproduksi makanan bernilai tambah. Kemudian juga membekali ibu-ibu rumah tangga dengan keterampilan baru di bidang pengolahan pangan. Selanjutnya juga membangun sumber pendapatan alternatif yang dapat meningkatkan taraf hidup keluarga di desa.

Selain mengurangi kemiskinan, inovasi ini juga membuka lapangan kerja (SDG 8: Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi) dengan mendorong terciptanya lapangan kerja baru, pengembangan teaching factory di SMKN 6 Padang dan UNP, serta pemasaran produk melalui jalur pasar digital dan wisata kuliner lokal.

Di sisi produksi, tim juga merancang mesin pengolahan dan sterilisasi baglog untuk mendukung praktik produksi pangan yang higienis dan berkelanjutan (SDG 12: Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab).

Lebih dari sekedar inovasi produk, kegiatan ini juga mencakup: Penguatan tata kelola kelompok tani, Pembuatan mesin produksi, seperti mesin pengaduk, mesin pres, dan alat sterilisasi baglog, dan Pemberdayaan mitra petani jamur tiram di Limau Manis yang tergabung dalam Forum Nagari.

Komentar Ketua Tim Peneliti – Dr. Amy Fontanella (Dosen Akuntansi, PNP):

“Kami tidak hanya fokus pada inovasi rasa, tetapi juga membangun sistem yang memperkuat ekonomi lokal. Kolaborasi antardisiplin dan dukungan teknologi menjadi kunci agar potensi jamur tiram benar-benar memberi manfaat ekonomi bagi masyarakat.”

Komentar PIC Kegiatan –Juliana Siregar, S.Pd, M.Pd.T. (Ketua Prodi D3 Tata Boga, Fakultas PAriwisata dan Perhotelan UNP):

“Kami ingin produk olahan jamur ini tak hanya lezat dan sehat, tapi juga menjadi identitas baru kuliner Minang berbasis nabati. Target kami selanjutnya adalah mempersiapkan skala produksi dan strategi pemasaran digital.”

Dengan semangat kolaboratif dan pendekatan berbasis kearifan lokal, kegiatan ini diharapkan menjadi model sinergi antara perguruan tinggi, masyarakat, dan dunia usaha dalam membangun ekonomi lokal yang inovatif, mandiri, dan berkelanjutan. Kegiatan ini diharapkan menjadi model sinergi antara kampus, masyarakat, dan industri menuju pembangunan berkelanjutan di Sumatera Barat.

#SDGs #SDGS1 #nopvoerty #SDGs12 #responsiblecosumptionandproduction #SDGs8 #decentworksaneconomygrowth #kampusberdampak

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini