Metro Padang.com – Suasana hangat penuh semangat kolaboratif mewarnai pertemuan penting yang digelar di Rumah Sakit Khusus Mata Padang Eye Center. Hampir 100 peserta, yang merupakan para pimpinan rumah sakit anggota Asosiasi Rumah Sakit Swasta Indonesia (ARSSI) cabang Sumatera Barat, hadir dalam Seminar dan Musyawarah Cabang ARSSI tahun ini.
Yang menjadi sorotan utama bukan hanya jumlah peserta yang membludak, tetapi hadirnya sosok Prof. Dr. dr. Abd Halim,SpPD SH MH MMRS PhD, Ketua Umum dan Pendiri Perhimpunan Konsultan Manajemen Rumah Sakit Indonesia (PKMRSI), yang didapuk sebagai pembicara utama sekaligus pembicara tunggal. Dalam suasana yang interaktif dan penuh antusiasme, Prof. Halim menyampaikan materi strategis bertajuk “Memahami Indonesia Diagnosis Related Groups (i-DRG) dalam Bingkai Transformasi Pelayanan Rumah Sakit dan Sistem Kesehatan Nasional.”
Prof. Halim menegaskan bahwa i-DRG bukan sekadar sistem klasifikasi pembiayaan berbasis diagnosis, melainkan sebuah instrumen krusial dalam mendorong mutu dan efisiensi layanan rumah sakit. Ia menguraikan bahwa i-DRG menyimpan benang merah yang sangat erat dengan transformasi besar dalam sistem kesehatan Indonesia, terutama terkait pelaksanaan KRIS (Kelas Rawat Inap Standar), penguatan pelayanan rumah sakit berbasis kompetensi, serta reformasi sistem pembiayaan JKN.
“Kita tidak bisa lagi membahas pembiayaan rumah sakit secara parsial. i-DRG adalah wujud dari logika integratif antara mutu pelayanan, kapasitas sumber daya manusia, dan keberlanjutan keuangan rumah sakit. Transformasi tidak mungkin dilakukan tanpa menyentuh semua aspek ini secara bersamaan,” tegas Prof. Halim.
Lebih lanjut, ia mengajak para direktur dan manajer rumah sakit untuk mulai mempersiapkan perubahan paradigma dalam pengelolaan rumah sakit. Penekanan tidak lagi hanya pada volume pelayanan, tetapi pada kualitas hasil layanan (output dan outcome). Di sinilah pentingnya kesiapan rumah sakit swasta memahami sistem i-DRG secara menyeluruh, mulai dari dasar klasifikasi kasus, pengkodean diagnosis dan prosedur, hingga implikasi terhadap strategi manajemen rumah sakit.
Seminar ini menjadi lebih dari sekadar forum ilmiah. Ia menjelma menjadi ruang refleksi bersama bagi rumah sakit swasta di Sumatera Barat untuk berbenah dalam menghadapi tantangan sistem kesehatan yang terus berkembang. Peserta terlibat aktif dalam diskusi, mencermati berbagai studi kasus dan skenario implementasi i-DRG yang disampaikan oleh Prof. Halim, serta menggagas langkah kolaboratif untuk memperkuat posisi rumah sakit swasta dalam sistem kesehatan nasional.
Kegiatan ini ditutup dengan pernyataan bahwa rumah sakit tidak boleh lagi berjalan sendiri-sendiri. Dalam era transformasi kesehatan, kekuatan terletak pada kolaborasi, kompetensi, dan kemampuan membaca arah perubahan regulasi dengan cermat.
Prof. Abd Halim, yang juga dikenal sebagai arsitek pemikiran strategis dalam sistem manajemen rumah sakit Indonesia, memberikan peneguhan: “Jika kita ingin rumah sakit swasta tetap eksis dan berkualitas, kita harus paham bahwa memahami i-DRG adalah memahami masa depan.”
Seminar ini bukan hanya mencerahkan, tetapi juga menyatukan langkah-langkah strategis rumah sakit swasta untuk menyongsong sistem pelayanan yang lebih transparan, kompeten, dan berorientasi pada mutu layanan pasien’ (02)