Ekonom Unand: Saatnya Indonesia Kurangi Ketergantungan Global dan Kuatkan Pasar Dalam Negeri

0
1819
metropadang.com – Peningkatan tarif impor oleh Presiden AS Donald Trump hingga 42% bagi negara-negara tertentu, termasuk Indonesia, memicu analisis mendalam dari kalangan akademisi. Dr. Hefrizal Handra, M.Soc.Sc., Wakil Rektor II Universitas Andalas, menyatakan bahwa meskipun proporsi ekspor Indonesia ke AS tidak dominan, dampak globalnya bisa signifikan.
“Ketika permintaan dari Tiongkok dan negara mitra utama kita menurun, maka akan ada penurunan volume perdagangan global, yang langsung memukul sektor ekspor, logistik, dan investasi dalam negeri,” ungkapnya, Jumat (11/4).
Sektor yang diprediksi paling terdampak antara lain industri manufaktur ekspor, pertambangan, serta proyek infrastruktur dan transportasi. Namun beberapa sektor dalam negeri, seperti pertanian dan pariwisata lokal, justru menunjukkan potensi sebagai penopang ekonomi saat global terguncang.
Indonesia masih memiliki modal kuat—cadangan devisa tinggi, inflasi terkendali, dan utang pemerintah yang relatif rendah. Namun potensi capital outflow dan tekanan terhadap rupiah tetap menjadi perhatian utama.
Hefrizal menyarankan agar pemerintah mengutamakan belanja yang berdampak langsung pada masyarakat. “Program padat karya, subsidi pertanian, dan UMKM harus diprioritaskan,” ujarnya. Di sisi lain, Bank Indonesia perlu menjaga stabilitas dengan pengelolaan cadangan devisa dan kebijakan suku bunga yang adaptif.
Ia menambahkan bahwa Indonesia tak boleh terjebak dalam respons jangka pendek. “Kebijakan kita ke depan harus terukur, terkoordinasi, dan memprioritaskan ketahanan ekonomi rakyat. Ini bukan hanya soal angka-angka makro, tapi soal bagaimana negara hadir di tengah masyarakat,” tutupnya. (mp)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini