Menghadapi Tantangan Zaman, Silat Tradisional Perlu Dikembangkan dalam Industri Kreatif

0
1020
metropadang.com | Seni bela diri silat tradisional di Indonesia mendapat beragam pandangan. Ada yang melihatnya berkembang cukup baik, namun tak sedikit pula yang menilai perkembangannya masih stagnan.
Menanggapi hal ini, Rektor Universitas Negeri Padang (UNP), Krismadinata, Ph.D., menegaskan bahwa silat tradisional perlu dikembangkan lebih luas, tidak hanya sebagai warisan budaya tetapi juga sebagai bagian dari industri hiburan.
“Silat memiliki keunikan tersendiri yang dapat dikemas dalam film, pertunjukan teater, hingga konten digital. Dengan pendekatan modern, seni bela diri ini dapat semakin dikenal oleh masyarakat luas, termasuk generasi muda,” kata Krismadinata dalam acara berbuka puasa bersama pengurus Persatuan Pencak Silat Seluruh Indonesia (PPSI) Sumatera Barat di UNP Convention Hall, Rabu (26/3).
Ia mencontohkan bagaimana di Yogyakarta, seni bela diri diadaptasi dalam drama kolosal yang mengisahkan sejarah pendekar Nusantara. Pertunjukan ini sukses menarik perhatian wisatawan dan mendapat apresiasi tinggi.
Sementara itu, Ketua PPSI Sumatera Barat, Prof. Indrayuda, M.Pd., Ph.D., mengungkapkan bahwa pihaknya telah menggelar festival pencak silat tradisional sebagai langkah awal dalam menghidupkan kembali gairah silat. Ke depan, mereka berencana bekerja sama dengan pihak-pihak potensial untuk mengembangkan seni ini.
Menurut Indrayuda, media sosial juga berperan besar dalam membangkitkan minat masyarakat terhadap silat. “Melalui video tutorial, demonstrasi jurus, hingga sketsa pendek bertema silat, para kreator konten bisa menarik perhatian jutaan penonton,” tambahnya.
Senada dengan itu, pegiat silat tradisional Zulhendri Ismed menilai bahwa menjadikan silat bagian dari industri hiburan adalah strategi tepat agar seni bela diri ini tidak terpinggirkan di era modern.
“Jika hanya mengandalkan metode tradisional, silat bisa kehilangan relevansi. Dengan masuk ke industri hiburan, peluang berkembang dan dikenal luas semakin besar,” jelasnya.
Dengan berbagai upaya ini, diharapkan silat tidak hanya bertahan sebagai bagian dari sejarah, tetapi juga menjadi identitas budaya yang tetap relevan dan mampu bersaing di tingkat global. (mp)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini