Metro Padang com – Payakumbuh – Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan (Impas) Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II Payakumbuh yang beralamat di Jalan Raya Negara KM 11 Tanjung Pati menggelar Launching E-Library.
Berdasarkan Undang-undang nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak, bahwa Pendidikan anak tidak boleh berhenti selama menjalankan proses peradilan pidana serta LPKA wajib menyelenggarakan pendidikan bagi anak, Namun, selama ini untuk pendidikan, anak-anak binaan LPKA masih terpinggirkan dan kurang difasilitasi karena berbagai kendala yang ada.
Maka dari itu, bahwa pendidikan di LPKA akan direformasi melalui metode dan inovasi baru, memanfaatkan E-Library tanpa internet (Offline) untuk meningkatkan kemampuan literasi anak dan memberikan fasilitas pendidikan yang lengkap dan tepat untuk kebutuhan mereka.
Dwi Nastiti Handayani, Bc, IP, SH, MH, Kepala Divisi Pemasyarakatan Kemenkumham Sumatra Barat, menyampaikan pentingnya meningkatkan minat baca khusus bagi anak yang berhadapan dengan hukum di LPKA Kelas II Payakumbuh ini.
“Ketika kita ingin menjadi sukses, maka rajin-rajinlah membaca, ilmu bisa kita dapat dengan membaca, tanpa membaca kita tidak tau dunia,” ujar Dwi Nastiti pada acara yang digelar di LPKA Payakumbuh, Rabu siang ini (20/11/2024)
Lebih lanjut Dwi Nastiti mengatakan, berkat bantuan dari perguruan Q-Vici LPKA Payakumbuh mendapatkan bantuan E-Library (Pustaka Digital) untuk anak-anak.
“Kami di LPKA, dimanapun, kapanpun mereka bisa mencari ilmu, menimba ilmu melalui perpustakaan E-Library ini dimana suka,” sambungnya.
Dwi Nastiti menambahkan alat ini khusus di ruang sini tidak bisa dibawa ke kamar anak-anak binaan.
“Ya, mereka secara bergantian akan mendapatkan kesempatan yang sama untuk belajar di ruangan perpustakaan digital ini,” imbuhnya.
Dwi Nastiti juga menegaskan bahwa LPKA Payakumbuh berkomitmen ingin mencerdaskan anak binaannya dan menjadikan mereka sebagai generasi penerus bangsa.
“Kami penerusnya adalah mereka yang ada disini, karena mereka juga harus kesempatan yang sama dengan anak-anak yang ada di luar sana,” tutur Dwi Nastiti.
Sementara itu, Perwakilan Q-Vici Anita juga menyampaikan bahwa gagasan E-Library semua berawal dari kerjasama Q-Vici dengan pendidikan IT.
“Dimana kami ini, menulis sebetulnya, kami menulis buku dan kami terbitkan tiba-tiba ada yang mau beli” tuturnya.
Anita sebut kemudahan yang dapat diberikan melalui pustaka elektronik dengan anak yang berhadapan dengan hukum ini, seperti adanya program paket A, paket B dan paket C dan buku pra kerja itu paling penting.
“Disitu juga ada satu folder yang berisi literasi finansial, dimana anak-anak membaca disitu dan mulai tertanamkan apa yang saya kerjakan harus menghasilkan sesuatu tidak hanya teori,” terang Anita.
Anita juga menambahkan menambahkan bahwa pendidikan.id membentuk KIPIN SCHOOL, yang berisi E Library dan PTO (Paperless Test Online). Dengan demikian LPKA dapat memantau atau mengukur keberhasilan pendidikan anak binaan langsung dari PTO dan hasil langsung diperoleh setelah anak-anak submit test yang dikerjakan.
Acara ini dihadiri Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Lima Puluh Kota, serta pendidikan literasi oleh Kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajaran, BSKAP, Plt.Kemendikbud Ristek, Dr.Yogi Anggraena, S.SI., M.Si, serta undangan lainnya.
Dalam acara ini juga dilakukan penandatanganan Berita aAara dan pemotongan pita, pertanda Perpustakaan Digital (E-Library) resmi dibuka bagi anak binaan di LPKA Kelas II Payakumbuh . (*)