Metro Padang, Guna memberikan jaminan rasa aman bagi warga yang terdampak abrasi akibat gelombang tinggi yang terjadi Senin (6/12) lalu di Kampung Pasa, Nagari Api Api, Kecamatan Bayang, Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel), maka perlu dilakukan pemasangan batu jeti sepanjang 100 meter di lokasi itu.
Untuk kepastiannya, sehingga Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pessel, bersama Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUTR) akan melakukan dulu koordinasi dengan Balai Wilayah V Sumatera Barat (Sumber) di Padang.
Hal itu disampaikan kepala pelaksana (Kalaksa) BPBD Pessel, Doni Gusrizal, melalui Kepala Seksi (Kasi) Kedaruratan, Budi Anugrah, saat melakukan peninjauan ke lokasi Kamis (9/12).
Dijelaskannya bahwa setelah dilakukan verifikasi ke lapangan terkait bencana abrasi itu, sehingga didapatkan data kalau yang terdampak hanya sebanyak dua kepala keluarga (KK) dengan sembilan jiwa.
“Sekarang dua kepala keluarga itu sudah bisa kembali menempati rumahnya. Sebab gelombang tinggi yang terjadi pada Senin lalu itu tidak sampai merusak bangunan rumah mereka, namun hanya sampai pada bagian depan, dan bagian dalam rumah hanya digenangi air,” katanya.
Dijelaskannya bahwa dua kepala keluarga yang sudah kembali menempati rumah karena gelombang pasang tidak lagi terjadi itu adalah, Zulkifli 47, dengan empat orang anggota keluarganya, dan Hendra Maurin 40, bersama lima orang anggota keluarganya pula.
“Sekarang dilakukan pengecekan di lapangan, tidak ada terhitung besar kerugian, karena rumah mereka tidak sampai terseret gelombang. Namun untuk lebih amannya, bagusnya dua kepala keluarga ini pindah ke tempat yang lebih aman, supaya kejadian serupa tidak kembali mereka alami,” ujarnya.
Ditambahkan lagi bahwa pihaknya bersama dinas PUPR juga tengah melakukan koordinasi terkait upaya penanganan di lapangan.
“Sebab akibat abrasi yang terjadi pada Senin lalu itu, setidaknya terjadi kerusakan bibir pantai sepanjang 100 meter. Dan itu akan dilakukan perbaikannya oleh Dinas PUTR, tapi akan berkoordinasi dulu dengan Balai Wilayah V Sumbar di Padang,” jelasnya.
Upaya itu dilakukannya sebab kejadian abrasi yang terjadi di Kampung Pasa, Nagari Api Api itu bukan yang pertama, tapi sudah berulang kali dan telah pula dilakukan penanganan sebelumnya.
“Bahkan Balai Wilayah V Sumatera Barat di Padang sudah melakukan pemasangan batu jeti pada 2019 lalu. Karena masih ada yang tersisa, sehingga berdampak terhadap bagian yang belum tuntas itu. Makanya koordinasi lebih lanjut sangat diperlukan,” ungkapnya.
Diberikan sebelumnya, tingginya gelombang pasang yang terjadi sejak tiga hari terakhir di Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel), membuat tiga unit rumah semi permanen di Kampung Pasa, Kenagarian Api Api, Kecamatan Bayang, Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel) mengalami rusak parah dan nyaris terseret ombak.
“Setelah dilakukan verifikasi ke lapangan, ternyata cuma dua rumah, sebab satunya lagi bukanlah rumah tempat tinggal, namun hanya tempat berjualan yang dihuni oleh warga dari luar kampung itu,” tutupnya. (al)