Project S TikTok Shop : Menguntungkan Atau Ancaman Bagi UMKM? (Bagian I)

0
577
Metro Padang | “Spill etalase nomor 7 kakak.” Kalimat seperti ini terkadang tiba-tiba muncul ketika kita sedang berselancar di aplikasi TikTok. Berbagai macam barang dijual dalam media sosial ini. TikTok telah menjadi fenomena global dalam beberapa tahun terakhir, dengan pertumbuhan pengguna yang sangat melejit di seluruh dunia. Begitu juga dengan warganet/ netizen di Indonesia, penggunaan TikTok untuk mendominasi ruang digital juga sangat cepat. Dilansir dari laman Kompas, terdapat lebih dari 109,9 juta netizen di Indonesia telah memiliki akun TikTok. Artinya hampir setengah penduduk Indonesia sudah akrab dengan media sosial ini. Pesatnya pertumbuhan pengguna platform TikTok di Indonesia dapat dilihat dari pertumbuhan pengguna baru sekitar 17 juta orang dalam satu tahun terakhir.
Awalnya penulis mengenal TikTok sebagai platform digital yang kontennya berisikan hiburan seperti orang berjoget-joget saja. Penulis sempat memandang “miring” tentang aplikasi buatan China ini. Namun makin ke sini, konten TikTok sudah mulai beragam dan variatif. Hal ini tidak lepas dari proses kreatifitas para warganet yang didukung oleh algoritma TikTok itu sendiri. Indonesia telah menjadi negara pengguna TikTok terbesar kedua di dunia, hanya kalah dari Amerika Serikat yang memiliki lebih dari 150 juta pengguna. Bahkan hingga Januari 2023, Brasil juga menjadi salah satu negara dengan jumlah pengguna TikTok yang besar, mencapai 84,1 juta pengguna.
Dominasi penggunaan TikTok semakin tampak jelas jika dibandingkan dengan platform milik Meta, seperti Instagram dan Facebook. Saat ini pengguna Instagram di Indonesia sekitar 89 juta, atau sekitar 20 persen lebih sedikit dari jumlah pengguna TikTok. Jangkauan iklan di Instagram juga hanya mencapai 41,9 persen dari total populasi dewasa Indonesia. Pesatnya pertumbuhan pengguna TikTok di Indonesia membuat pasar ini sangat menarik bagi platform ini.
Sebelum kita membahas lebih dalam tentang ketertarikan TikTok menjadikan Indonesia pasar yang menarik produk-produknya, penulis perlu memaparkan perkembangan marketplace di Indonesia. Kita mungkin sudah dulu mengenal platform marketplace, seperti Lazada, Tokopedia, Shopee atau Bukalapak. Indonesia menjadi salah satu target audience yang tepat sebagai pemasaran yang tepat untuk berbagai macam platform marketplace. Berdasarkan data yang diperoleh, baru-baru ini tercatat lebih dari 158 juta pengguna e-commerce di Indonesia. Selain itu, tercatat juga ada lebih dari 63 juta lebih pengguna yang berbelanja online di tahun 2021. Faktanya, angka tersebut akan terus meningkat seiringnya waktu berjalan. Angka tersebut akan terus meningkat hingga 221 juta pengguna e-commerce dengan representasi pengguna 77?ri populasi masyarakat di Indonesia
TikTok menunjukkan ketertarikan yang tinggi dalam memperluas dominasinya di pasar digital Indonesia, bahkan berupaya menggeser platform lain seperti Meta yang telah dulu hadir. Tidak hanya sebagai platform media sosial, TikTok memiliki proyek ambisius yang disebut “Project S”.  “Project S” ini menggabungkan pengalaman bermedia sosial dengan berbelanja melalui fitur TikTok Shop. Dengan lebih dari 1 miliar pengguna di seluruh dunia, TikTok menjadi salah satu platform media sosial terbesar saat ini. Jika kita korelasikan pada data perkembangan pengguna e-commerce di Indonesia, “Project S” sesungguhnya adalah inovasi yang luar biasa dalam pemasaran. TikTok juga tengah mempersiapkan kemampuan untuk memproduksi barang dagangan sendiri dalam proyek ini, tentunya barang dagangan yang berasal dari China.
“Project S” ini telah diuji coba di Inggris dengan nama Trendy Beat. Untuk Indonesia sendiri sudah ada melalui fitur TikTok Shop, namun barang yang dijual masih berupa produk lokal. Dengan adanya fitur toko online tersebut, tidak hanya akun yang menjual saja yang dapat menggunakan, tetapi juga konten kreator yang sudah memiliki banyak pengikut/followers juga dapat menggunakannya. Tidak sedikit dari mereka yang ditawari untuk menawarkan barang atau endorse dengan imbal balik yang yang menguntungkan kedua belah pihak.
Belanja di TikTok Shop menjadi pilihan yang menguntungkan di mata pembeli. Produknya berkualitas, namun bisa dibeli dengan harga yang lebih murah. Hal ini juga memutuskan rantai distribusi yang menimbulkan biaya tinggi kepada konsumen. Selain harga yang diperoleh sedikit lebih rendah, kualitas barang dan variasi produk  yang dipilih juga bersaing.  Ada banyak alasan kenapa warganet lebih memilih berbelanja di TikTok, termasuk promosi, review jujur, dan kemudahan pembelian produk. Bahkan, beberapa produk yang tersedia di TikTok Shop mulai menjadi tren sehingga bisa terjual sangat cepat. Bagi UMKM ini jelas peluang besar dalam memasarkan produk-produknya.
TikTok Shop telah menaiki tangga platform media sosial secara cepat, dengan banyak penjual dan pelanggan baru yang ingin mendapatkan produk di Aplikasi TikTok.Tren pengguna TikTok yang kian mencuat menyediakan prospek yang menjanjikan bagi para pengusaha UMKM yang ingin memasarkan produknya di TikTok Shop. TikTok Shop juga sangat memudahkan kegiatan promosi bagi para pengusaha UMKM, cukup dengan mengunggah sebuah konten promosi produk buatan mereka ke TikTok, maka konten tersebut akan memasuki beranda-beranda di TikTok dengan bantuan algorithma “for you page” atau FYP. Jika konten tersebut sudah memasuki FYP, maka akan dilihat oleh banyak para pengguna TikTok, artinya sudah otomati terpromosi secara gratis. Ini mengurangi biaya operaasional khususnya di sektor promosi. Efektif dan efisien. Dengan adanya TikTok Shop dan segala fitur-fiturnya yang dinilai menguntungkan, diharapkan pengusaha-pengusaha UMKM di Indonesia dapat mengembangkan bisnisnya sehingga pertumbuhan UMKM di Indonesia semakin pesat. (mp)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini