MetroPadang.com ~ Ketersediaan irigasi berkondisi baik yang memadai otomatis dapat meningkatkan produktivitas lahan persawahan yang pada akhirnya meningkatkan pendapatan petani, karena mayoritas penduduk miskin saat ini berasal dari keluarga petani.
Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) mengatakan percepatan perbaikan dan penyediaan irigasi berkondisi baik adalah salah satu langkah tepat dalam upaya menurunkan angka kemiskinan.
“Artinya jika panen melimpah, tentu hasil yang diterima petani juga relatif tinggi dan mampu mencukupi kebutuhan rumah tangganya sendiri,”kata dia, Jumat (16/7).
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) periode Maret 2022 sebagian besar masyarakat miskin di Sumatera Barat dan Pesisir Selatan ada di kawasan pedesaan, dengan profesi petani, termasuk petani tanaman pangan.
Mereka tidak mampu memenuhi kebutuhan dasar seperti sandang, papan, pendidikan, kesehatan dan kebutuhan dasar lainnya, karena hasil usaha pertanian yang mereka lakoni lebih kecil dari biaya kebutuhan hidup sehari-hari.
Kondisi itu juga tergambar dalam indeks nilai tukar petani di sub-sektor tanaman pangan di bawah 100. Ongkos produksi dan biaya sehari-hari dikeluarkan lebih tinggi dari pendapatan usaha pertanian.
Ia melanjutkan tersedianya irigasi berkondisi baik otomatis meningkatkan produktivitas lahan. Dengan demikian turut meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan ekonomi petani, seiring kenaikan jumlah panen.
Selama ini hasil panen hanya bisa untuk mengamankan kebutuhan pangan mereka, karena produktivitas lahan yang rendah. Selain itu ritme tanam juga rendah akibat tidak adanya pengairan yang memadai untuk bercocok tanam.
“Tentu berpengaruh terhadap pendapatan mereka. Akibatnya keluarga petani keluar dari jerat kemiskinan. Mereka jadi rentan terhadap gejolak harga kebutuhan dasar lainnya,” terangnya.
Karena itu ia menilai wacana kerjasama Bank Nagari dan Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan terkait upaya percepatan penyediaan irigasi berkondisi baik harus segera direalisasikan.
Kolaborasi Bank Nagari sebagai lembaga pembiayaan dan Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan soal penyediaan irigasi berkondisi baik hendaknya mendapat dukungan dari semua pihak dan kelompok kepentingan.
HKTI optimis langkah tersebut dapat melepaskan keluarga dari lingkaran kemiskinan, sejalan dengan kenaikan produksi. Di lain sisi, dan cita-cita menuju kemandirian daerah melalui sektor unggulan dapat tercapai.
“Kami optimis, target Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) sektor unggulan bakal meningkat sesuai target,” sebutnya.
Bank Nagari menyatakan kesiapannya membiayai percepatan pembangunan infrastruktur dasar pertanian seperti irigasi di Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat.
Pimpinan Cabang Bank Nagari Painan Helfi Yandrika menyampaikan kesiapan tersebut sejalan dengan semangat dan roh pendirian BUMD sektor perbankan itu sebagai bank pembangunan daerah.
“Kami sebelumnya juga pernah melakukan pembiayaan pembangunan infrastruktur di Kabupaten Muko-Muko, Bengkulu,” ungkap Helfi.
Pesisir Selatan memiliki potensi pertanian melimpah, khususnya sub-sektor tanaman tanaman pangan dan penyumbang PDRB tiap tahunnya.
Apalagi Bank Nagari menilai selama dua tahun terakhir pemerintah kabupaten mampu mengelola neraca keuangan dengan baik yang tergambar dari kian menurunnya rasio utang dalam APBD.
Pesisir Selatan juga memiliki kekuatan fiskal dengan kategori sedang, sehingga daerah memungkinkan mengakses pembiayaan untuk percepatan pembangunan dari pihak ketiga, baik bank maupun non-bank.
Terpisah, Bupati Pesisir Selatan, Sumatera Barat Rusma Yul Anwar menyambut baik kesiapan Bank Nagari terkait pembiayaan percepatan pembangunan irigasi di daerah itu.
Menurut bupati daerah memang butuh pembiayaan percepatan pembangunan sebagai salah satu instrumen pemulihan ekonomi pasca COVID-19, apalagi di tengah keterbatasan APBD.
“Ini sebuah kabar gembira. Akan kami bahas TAPD soal kebutuhan dan kesiapan daerah,”kata Rusmayul Anwar.
(mp)