bebi
MetroPadang.com | Harga saham berbagai emiten batu bara naik seiring dengan melesatnya harga komoditas tersebut. Merujuk data dari Bursa Efek Indonesia (BEI), harga saham batu bara terpantau menguat pada perdagangan Rabu (22/6).
Adapun saham yang menguat yaitu PT Bukit Asam Tbk (PTBA) sebesar 2,23 persen dan PT Indika Energy Tbk (INDY) sebesar 1,52 persen.
Sementara dua emiten lainnya juga berada di zona hijau, yakni PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) sebesar 0,61 persen dan PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) sebesar 0,66 persen.
Menguatnya haga saham emiten-emiten ini tak lepas dari tren kenaikan harga batu bara acuan global pada pekan tersebut yang melesat hingga 6 persen. Per Senin (21/6), harga kontrak batu bara acuan ICE Newcastle menguat sebesar USD394,75 ton.
Namun demikian, kinerja saham sebagian besar emiten batu bara memerah dalam sebulan terakhir. Melemahnya harga saham emiten ini terjadi di tengah harga batu bara yang merosot selama sebulan.
Adapun, sebagaimana dilansir dari investing.com, harga batu bara selama sebulan terakhir terkontraksi hingga minus 5,32 persen. Per Senin (27/6), harga batu bara ICE Newcastle turun menjadi USD385/ton.
INDY menjadi emiten batu bara dengan penurunan kinerja saham terdalam selama sebulan, yakni mencapai minus 20,75 persen pada perdagangan Kamis (30/6).
Sementara terdapat tiga emiten lain yang kinerja saham bulanannya ambruk ke zona merah. Emiten-emiten ini adalah PTBA (minus 16,04 persen), ADRO (minus 14,11 persen), dan ITMG (minus 11,54 persen).
Kinerja Saham Emiten Batu Bara dalam Sebulan dan Year to Date (YTD) 2022
Meski mayoritas harga saham terkontraksi seiring melemahnya harga komoditas, dua emiten lain mampu mempertahankan kinerja sahamnya di zona hijau.
Emiten tersebut adalah PT Bumi Resources Tbk (BUMI) dan PT Bayan Resources Tbk (BYAN). BEI mencatat, kinerja saham BUMI selama sebulan per Kamis (30/6) mencapai 15,52 persen.
Sementara BYAN menjadi emiten batu bara dengan kinerja saham paling ciamik selama sebulan, yakni mencapai 43,89 persen. Tak hanya itu, kinerja saham sepanjang tahun 2022 (year to date/YTD) emiten ini juga melesat hingga 188,70 persen.
Menyusul BYAN, kinerja saham YTD emiten batu bara lainnya juga tergolong apik meskipun turun dalam sebulan. Adapun emiten yang kinerja sahamnya positif yaitu INDY (50,81 persen), ITMG (50,37 persen), PTBA (40,96 persen), dan ADRO (27,11 persen).
Melesatnya harga saham emiten-emiten ini sepanjang tahun 2022 turut ditopang oleh harga batu bara yang meroket hingga 127 persen secara YTD. Selain itu, kinerja keuangan positif emiten tersebut juga bisa menjadi katalis positif bagi pergerakan harga sahamnya.
Akan tetapi, di tengah penguatan kinerja saham mayoritas emiten batu bara, BUMI malah mencatatkan kinerja saham yang datar yakni 0 persen sepanjang tahun 2022.
Harga Saham Emiten Batu Bara Diramal Menguat
Komoditas batu bara diprediksi akan bertumbuh positif hingga kedepan. Data dari Rystad Energy memproyeksikan, komoditas ini masih menjadi energi kompetitif hingga tahun 2025 mendatang.
Disamping itu, rencana Rusia yang bakal menghentikan ekspor batu bara per Agustus 2022 sebagai dampak lanjutan dari perang Ukraina dapat menjadi katalis positif bagi batu bara nasional.
Kebijakan ini membuat negara Eropa panik karena bergantung pada pasokan batu bara dari negara tersebut. Dampaknya, negara produsen batu bara lainnya, termasuk Indonesia menjadi incaran.
Menanggapi potensi ini, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berencana menaikkan produksi batu bara pada perusahaan yang memiliki izin usaha pertambangan (IUP) pada pertengahan tahun ini.
Langkah tersebut ditempuh seiring dengan meningkatnya permintaan komoditas ini dari berbagai negara Eropa di tengah disrupsi pasokan energi global yang tengah berlanjut.
Adapun Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara (Dirjen Minerba) Kementerian ESDM Ridwan Djamaluddin mengungkapkan, Jerman secara resmi mengajukan permintaan batu bara dengan volume sebesar 150 juta ton pada tahun ini.
Peluang ini tentunya menjadi katalis positif bagi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), khususnya saham-saham berbasis energi. (mp)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini